Home
Al-Quran
arti
bacaan
terjemah
Terjemah Perkata
tulisan Arab
Qur'an Per Kata Surat An-Nisā' Ayat 105-112

Qur'an Per Kata Surat An-Nisā' Ayat 105-112

الْكِتٰبَ

اِلَيْكَ

اِنَّآ اَنْزَلْنَآ

sebuah Kitab (Al-Qur’an)

kepadamu (Muhammad)

sungguh, Kami telah menurunkan

بَيْنَ النَّاسِ

لِتَحْكُمَ

بِالْحَقِّ

antara manusia

agar engkau mengadili

dengan membawa kebenaran

وَلَا تَكُنْ

 ۗبِمَآ اَرٰىكَ اللّٰهُ

dan janganlah engkau menjadi

dengan apa yang diajarkan Allah kepadamu

 ۙخَصِيْمًا

لِّلْخَاۤىِٕنِيْنَ

penentang (orang yang tidak bersalah)

karena (membela) orang yang berkhianat

Innā anzalnā ilaikal-kitāba bil-ḥaqqi litaḥkuma bainan-nāsi bimā arākallāh(u), wa lā takun lil-khā'inīna khaṣīmā(n).
ayat 105. Sesungguhnya Kami telah menurunkan Kitab (Al-Qur’an) kepadamu (Nabi Muhammad) dengan hak agar kamu memutuskan (perkara) di antara manusia dengan apa yang telah Allah ajarkan kepadamu. Janganlah engkau menjadi penentang (orang yang tidak bersalah) karena (membela) para pengkhianat.*)

*) Ayat ini diturunkan terkait dengan kasus pencurian yang dilakukan oleh Tu‘mah. Dia menyembunyikan barang curiannya di rumah seorang Yahudi dan menuduh orang itulah yang telah mencurinya. Ketika kerabat-kerabat Tu‘mah meminta agar Nabi Muhammad saw. membela Tu‘mah dan menghukum orang Yahudi itu, Nabi Muhammad saw. hampir terpengaruh, tetapi Allah Swt. menurunkan ayat ini dan melarangnya untuk membela pengkhianat.

 

اِنَّ اللّٰهَ

 ۗوَّاسْتَغْفِرِ اللّٰهَ

sungguh, Allah

dan mohonkanlah ampunan kepada Allah

رَّحِيْمًاۚ

كَانَ غَفُوْرًا

Maha Penyayang

Maha Pengampun

Wastagfirillāh(a), innallāha kāna gafūrar raḥīmā(n).
ayat 106. Mohonlah ampunan kepada Allah. Sesungguhnya Allah Maha Pengampun lagi Maha Penyayang.

 

يَخْتَانُوْنَ

عَنِ الَّذِيْنَ

وَلَا تُجَادِلْ

mengkhianati

untuk (membela) orang-orang yang

dan janganlah kamu berdebat

لَا يُحِبُّ

اِنَّ اللّٰهَ

 ۗاَنْفُسَهُمْ

tidak menyukai

sungguh, Allah

dirinya

اَثِيْمًاۙ

كَانَ خَوَّانًا

مَنْ

dan bergelimang dosa

selalu berkhianat

orang yang

Wa lā tujādil ‘anil-lażīna yakhtānūna anfusahum, innallāha lā yuḥibbu man kāna khawwānan aṡīmā(n).
ayat 107. Janganlah engkau (Nabi Muhammad) berdebat untuk (membela) orang-orang yang mengkhianati dirinya. Sesungguhnya Allah tidak menyukai orang-orang yang selalu berkhianat dan bergelimang dosa.

 

وَلَا يَسْتَخْفُوْنَ

مِنَ النَّاسِ

يَّسْتَخْفُوْنَ

(tetapi) tidak dapat bersembunyi

dari manusia

mereka dapat bersembunyi

مَعَهُمْ

وَهُوَ

مِنَ اللّٰهِ

beserta mereka

(karena) Allah

dari Allah

 ۗمَا لَا يَرْضٰى مِنَ الْقَوْلِ

اِذْ يُبَيِّتُوْنَ

keputusan rahasia yang tidak diridai-Nya

ketika pada suatu malam mereka menetapkan

مُحِيْطًا

بِمَا يَعْمَلُوْنَ

وَكَانَ اللّٰهُ

Maha Meliputi

terhadap apa yang mereka kerjakan

dan Allah

Yastakhfūna minan-nāsi wa lā yastakhfūna minallāhi wa huwa ma‘ahum iż yubayyitūna mā lā yarḍā minal-qaul(i), wa kānallāhu bimā ya‘malūna muḥīṭā(n).
ayat 108. Mereka dapat bersembunyi dari manusia, tetapi tidak dapat bersembunyi dari Allah. Dia bersama (mengawasi) mereka ketika pada malam hari mereka menetapkan keputusan rahasia yang tidak diridai-Nya. Allah Maha Meliputi apa yang mereka kerjakan.

 

عَنْهُمْ

جَادَلْتُمْ

هٰٓاَنْتُمْ هٰٓؤُلَاۤءِ

untuk mereka

kamu berdebat

itulah kamu

فَمَنْ

فِى الْحَيٰوةِ الدُّنْيَاۗ

(tetapi), siapakah

dalam kehidupan dunia ini

يَوْمَ الْقِيٰمَةِ

عَنْهُمْ

يُّجَادِلُ اللّٰهَ

(pada) hari Kiamat

untuk (membela) mereka

yang akan menentang Allah

يَّكُوْنُ عَلَيْهِمْ وَكِيْلًا

اَمْ مَّنْ

yang menjadi pelindung mereka (dari azab Allah)

atau siapakah

Hā'antum hā'ulā'i jādaltum ‘anhum fil-ḥayātid-dun-yā, famay yujādilullāha ‘anhum yaumal-qiyāmati am may yakūnu ‘alaihim wakīlā(n).
ayat 109. Begitulah kamu. Kamu berdebat untuk (membela) mereka dalam kehidupan dunia ini. Akan tetapi, siapa yang akan menentang Allah untuk (membela) mereka pada hari Kiamat? Atau, siapakah yang menjadi pelindung mereka (dari azab Allah)?

 

سُوْۤءًا

يَّعْمَلْ

وَمَنْ

kejahatan

berbuat

dan barang siapa

ثُمَّ يَسْتَغْفِرِ اللّٰهَ

نَفْسَهٗ

اَوْ يَظْلِمْ

kemudian memohon ampunan kepada Allah

dirinya

atau menganiaya

رَّحِيْمًا

غَفُوْرًا

يَجِدِ اللّٰهَ

Maha Penyayang

Maha Pengampun

niscaya dia akan mendapati Allah

Wa may ya‘mal sū'an au yaẓlim nafsahū ṡumma yastagfirillāha yajidillāha gafūrar raḥīmā(n).
ayat 110. Siapa yang berbuat kejahatan atau menganiaya dirinya, kemudian memohon ampunan kepada Allah, niscaya akan mendapati Allah Maha Pengampun lagi Maha Penyayang.

 

اِثْمًا

يَّكْسِبْ

وَمَنْ

dosa

berbuat

dan barang siapa

 ۗعَلٰى نَفْسِهٖ

فَاِنَّمَا يَكْسِبُهٗ

untuk (kesulitan) dirinya sendiri

maka sesungguhnya dia mengerjakannya

حَكِيْمًا

عَلِيْمًا

وَكَانَ اللّٰهُ

Maha Bijaksana

Maha Mengetahui

dan Allah

Wa may yaksib iṡman fa innamā yaksibuhū ‘alā nafsih(ī),wa kānallāhu ‘alīman ḥakīmā(n).
ayat 111. Siapa yang berbuat dosa sesungguhnya dia mengerjakannya untuk merugikan dirinya sendiri. Allah Maha Mengetahui lagi Maha Bijaksana.

 

اَوْ اِثْمًا

خَطِيْۤـَٔةً

يَّكْسِبْ

وَمَنْ

atau dosa

kesalahan

berbuat

dan barang siapa

فَقَدِ احْتَمَلَ

بَرِيْۤـًٔا

ثُمَّ يَرْمِ بِهٖ

maka sungguh dia telah memikul

(kepada) orang yang tidak bersalah

kemudian dia tuduhkan

 ࣖمُّبِيْنًا

وَّاِثْمًا

بُهْتَانًا

yang nyata

dan dosa

suatu kebohongan

Wa may yaksib khaṭī'atan au iṡman ṡumma yarmi bihī barī'an fa qadiḥtamala buhtānaw wa iṡmam mubīnā(n).
ayat 112. Siapa yang berbuat kesalahan atau dosa, kemudian menuduhkannya kepada orang yang tidak bersalah, sungguh telah memikul suatu kebohongan dan dosa yang nyata.