Qur'an Per Kata Surat Āli 'Imrān Ayat 72-80

اٰمِنُوْا

وَقَالَتْ طَّاۤىِٕفَةٌ مِّنْ اَهْلِ الْكِتٰبِ

berimanlah kamu

dan segolongan Ahli Kitab berkata (kepada sesamanya)

عَلَى الَّذِيْنَ

اُنْزِلَ

بِالَّذِيْٓ

kepada orang-orang yang

diturunkan

kepada apa yang

وَاكْفُرُوْٓا

وَجْهَ النَّهَارِ

اٰمَنُوْا

dan ingkarlah

(pada) awal siang

beriman

يَرْجِعُوْنَۚ

لَعَلَّهُمْ

اٰخِرَهٗ

kembali (pada kekafiran)

agar mereka

di akhirnya

Wa qālaṭ-ṭā'ifatum min ahlil-kitābi āminū bil-lażī unzila ‘alal-lażīna āmanū wajhan-nahāri wakfurū ākhirahū la‘allahum yarji‘ūn(a).
ayat 72. Segolongan Ahlulkitab berkata (kepada sesamanya), “Berimanlah kamu pada apa yang diturunkan kepada orang-orang yang beriman pada awal siang dan ingkarlah pada akhir (siang) agar mereka kembali (pada kekufuran).

Quran perkata Surah Ali Imran 72-80/ foto @din_ki_baten_100k

تَبِعَ

اِلَّا لِمَنْ

وَلَا تُؤْمِنُوْٓا

mengikuti

selain kepada orang yang

dan janganlah kamu percaya

اِنَّ الْهُدٰى

قُلْ

 ۗدِيْنَكُمْ

sesungguhnya petunjuk itu

katakanlah (Muhammad)

agamamu

اَنْ يُّؤْتٰىٓ اَحَدٌ

 ۙهُدَى اللّٰهِ

(janganlah kamu percaya) bahwa seseorang akan diberi

hanyalah petunjuk Allah

اَوْ يُحَاۤجُّوْكُمْ

مِّثْلَ مَآ اُوْتِيْتُمْ

atau bahwa mereka akan menyanggah kamu

seperti apa yang diberikan kepada kamu

اِنَّ الْفَضْلَ

قُلْ

 ۗعِنْدَ رَبِّكُمْ

sesungguhnya karunia itu

katakanlah (Muhammad)

di hadapan Tuhanmu

 ۗمَنْ يَّشَاۤءُ

يُؤْتِيْهِ

 ۚبِيَدِ اللّٰهِ

kepada siapa yang Dia kehendaki

Dia menganugerahkannya

di tangan Allah

 ۚعَلِيْمٌ

وَاسِعٌ

وَاللّٰهُ

Maha Mengetahui

Maha Luas

Allah

Wa lā tu'minū illā liman tabi‘a dīnakum, qul innal-hudā hudallāh(i), ay yu'tā aḥadum miṡla mā ūtītum au yuḥājjūkum ‘inda rabbikum, qul innal-faḍla biyadillāh(i), yu'tīhi may yasyā'(u), wallāhu wāsi‘un ‘alīm(un).
ayat 73. Janganlah kamu percaya selain kepada orang yang mengikuti agamamu.”*) Katakanlah (Nabi Muhammad), “Sesungguhnya petunjuk (yang sempurna) itu hanyalah petunjuk Allah. (Janganlah kamu percaya) bahwa seseorang akan diberi seperti apa yang diberikan kepada kamu atau mereka akan menyanggah kamu di hadapan Tuhanmu.” Katakanlah (Nabi Muhammad), “Sesungguhnya karunia itu di tangan Allah. Dia menganugerahkannya kepada siapa yang Dia kehendaki. Allah Maha Luas lagi Maha Mengetahui.”

*) Yakni kepada orang yang seagama dengan kamu (Yahudi atau Nasrani) agar mereka tidak masuk Islam atau kepada orang-orang Yahudi atau Nasrani yang sudah telanjur masuk Islam agar iman mereka guncang dan kembali pada agama mereka semula.

 ۗمَنْ يَّشَاۤءُ

بِرَحْمَتِهٖ

يَخْتَصُّ

(kepada) siapa yang Dia kehendaki

rahmat-Nya

Dia menentukan

الْعَظِيْمِ

ذُو الْفَضْلِ

وَاللّٰهُ

yang besar

memiliki karunia

dan Allah

Yakhtaṣṣu biraḥmatihī may yasyā'(u), wallāhu żul-faḍlil-‘aẓīm(i).
ayat 74. Dia menentukan rahmat-Nya kepada siapa yang Dia kehendaki dan Allah memiliki karunia yang besar.

مَنْ

وَمِنْ اَهْلِ الْكِتٰبِ ۞

ada yang

dan di antara Ahli Kitab

بِقِنْطَارٍ

اِنْ تَأْمَنْهُ

 harta yang banyak

jika engkau percayakan kepadanya

وَمِنْهُمْ

اِلَيْكَۚ

يُّؤَدِّهٖٓ

tetapi, di antara mereka

kepadamu

niscaya dia mengembalikannya

بِدِيْنَارٍ

اِنْ تَأْمَنْهُ

مَّنْ

satu dinar

jika engkau percayakan kepadanya

ada (pula) yang

اِلَّا مَا دُمْتَ

اِلَيْكَ

لَّا يُؤَدِّهٖٓ

kecuali jika engkau selalu

kepadamu

dia tidak mengembalikannya

بِاَنَّهُمْ

ذٰلِكَ

 ۗعَلَيْهِ قَاۤىِٕمًا

disebabkan mereka

yang demikian itu

menagihnya

فِى الْاُمِّيّٖنَ

لَيْسَ عَلَيْنَا

قَالُوْا

terhadap orang-orang buta huruf

tidak ada bagi kami

berkata

عَلَى اللّٰهِ

وَيَقُوْلُوْنَ

سَبِيْلٌۚ

terhadap Allah

mereka mengatakan

dosa

يَعْلَمُوْنَ

وَهُمْ

الْكَذِبَ

mengetahui

(padahal) mereka

hal yang dusta

Wa min ahlil-kitābi man in ta'manhu bi qinṭārin yu'addīhi ilaik(a), wa minhum man in ta'manhu bidīnāril lā yu'addīhi ilaika illā mā dumta ‘alaihi qā'imā(n), żālika bi'annahum qālū laisa ‘alainā fil-ummiyyīna sabīl(un), wa yaqūlūna ‘alallāhil-każiba wa hum ya‘lamūn(a).
ayat 75. Di antara Ahlulkitab ada orang yang jika engkau percayakan kepadanya harta yang banyak, niscaya dia mengembalikannya kepadamu. Akan tetapi, ada (pula) di antara mereka orang yang jika engkau percayakan kepadanya satu dinar, dia tidak mengembalikannya kepadamu, kecuali jika engkau selalu menagihnya. Yang demikian itu disebabkan mereka berkata, “Tidak ada dosa bagi kami terhadap orang-orang umi.”*) Mereka mengatakan hal yang dusta terhadap Allah, padahal mereka mengetahui.

*) Pengertian umi dapat dilihat pada catatan kaki ayat ke-20. Mereka beranggapan bahwa mereka boleh memperoleh harta dengan cara menipu orang-orang yang tidak seagama dengan mereka. Menurut mereka, Allah Swt. membolehkan cara semacam itu. Hal ini tidak benar karena menipu adalah perbuatan yang dilarang oleh agama.

اَوْفٰى

مَنْ

بَلٰى 

menepati

barang siapa

sebenarnya

فَاِنَّ اللّٰهَ

وَاتَّقٰى

بِعَهْدِهٖ

maka sungguh, Allah

dan bertakwa

janji

الْمُتَّقِيْنَ

يُحِبُّ

orang-orang yang bertakwa

mencintai

Balā man aufā bi‘ahdihī wattaqā fa innallāha yuḥibbul-muttaqīn(a).
ayat 76. Bukan begitu! Siapa yang menepati janji dan bertakwa, sesungguhnya Allah mencintai orang-orang yang bertakwa.

بِعَهْدِ اللّٰهِ

يَشْتَرُوْنَ

اِنَّ الَّذِيْنَ

janji Allah

memperjualbelikan

sesungguhnya orang-orang yang

قَلِيْلًا

ثَمَنًا

وَاَيْمَانِهِمْ

murah

(dengan) harga

dan sumpah-sumpah mereka

لَهُمْ

لَا خَلَاقَ

اُولٰۤىِٕكَ

untuk mereka

tidak memperoleh bagian

mereka itu

وَلَا يَنْظُرُ

وَلَا يُكَلِّمُهُمُ اللّٰهُ

فِى الْاٰخِرَةِ

dan tidak akan memperhatikan

llah tidak akan menyapa mereka

di akhirat

  ۖوَلَا يُزَكِّيْهِمْ

يَوْمَ الْقِيٰمَةِ

اِلَيْهِمْ

dan tidak akan menyucikan mereka

(pada) hari Kiamat

mereka

اَلِيْمٌ

عَذَابٌ

وَلَهُمْ

yang pedih

azab

bagi mereka

Innal-lażīna yasytarūna bi‘ahdillāhi wa aimānihim ṡamanan qalīlan ulā'ika lā khalāqa lahum fil-ākhirati wa lā yukallimuhumullāhu wa lā yanẓuru ilaihim yaumal-qiyāmati wa lā yuzakkīhim, wa lahum ‘ażābun alīm(un).
ayat 77. Sesungguhnya orang-orang yang memperjualbelikan janji Allah dan sumpah-sumpah mereka dengan harga murah, mereka itu tidak memperoleh bagian di akhirat, Allah tidak akan menyapa mereka, tidak akan memperhatikan mereka pada hari Kiamat, dan tidak akan menyucikan mereka. Bagi mereka azab yang pedih.

لَفَرِيْقًا

وَاِنَّ مِنْهُمْ

niscaya ada segolongan

dan sungguh, di antara mereka

اَلْسِنَتَهُمْ

يَّلْوٗنَ

lidahnya

yang memutarbalikkan

مِنَ الْكِتٰبِ

لِتَحْسَبُوْهُ

بِالْكِتٰبِ

sebagian dari Kitab

agar kamu menyangka (yang mereka baca) itu

(membaca) Kitab

وَيَقُوْلُوْنَ

مِنَ الْكِتٰبِۚ

وَمَا هُوَ

dan mereka berkata

dari Kitab

(padahal) itu bukan

وَمَا هُوَ

مِنْ عِنْدِ اللّٰهِ

هُوَ

(padahal) itu bukan

dari Allah

itu

عَلَى اللّٰهِ

وَيَقُوْلُوْنَ

 ۚمِنْ عِنْدِ اللّٰهِ

terhadap Allah

mereka mengatakan

dari Allah

يَعْلَمُوْنَ

وَهُمْ

الْكَذِبَ

mengetahui

(sedangkan) mereka

hal yang dusta

Wa inna minhum lafarīqay yalwūna alsinatahum bil-kitābi litaḥsabūhu minal-kitābi wa mā huwa minal-kitāb(i), wa yaqūlūna huwa min ‘indillāhi wa mā huwa min ‘indillāh(i), wa yaqūlūna ‘alallāhil-każiba wa hum ya‘lamūn(a).
ayat 78. Sesungguhnya di antara mereka (Bani Israil) ada segolongan yang memutar-mutar lidahnya (ketika membaca) Alkitab agar kamu menyangka (yang mereka baca) itu sebagian dari Alkitab. Padahal, itu bukan dari Alkitab. Mereka berkata, “Itu dari Allah.” Padahal, itu bukan dari Allah. Mereka mengatakan hal yang dusta terhadap Allah, sedangkan mereka mengetahui.

اَنْ يُّؤْتِيَهُ اللّٰهُ

لِبَشَرٍ

مَا كَانَ

yang telah diberi oleh Allah

bagi seseorang

tidak mungkin

وَالنُّبُوَّةَ

وَالْحُكْمَ

الْكِتٰبَ

dan kenabian

serta hikmah

Kitab

كُوْنُوْا

لِلنَّاسِ

ثُمَّ يَقُوْلَ

jadilah kamu

kepada manusia

kemudian dia berkata

وَلٰكِنْ كُوْنُوْا

مِنْ دُوْنِ اللّٰهِ

عِبَادًا لِّيْ

tetapi (dia berkata), jadilah kamu

bukan (penyembah) Allah

penyembahku

تُعَلِّمُوْنَ

بِمَا كُنْتُمْ

رَبَّانِيّٖنَ

mengajarkan

karena kamu

para pengabdi Allah

 ۙتَدْرُسُوْنَ

وَبِمَا كُنْتُمْ

الْكِتٰبَ

mempelajarinya

dan karena kamu

Kitab

Mā kāna libasyarin ay yu'tiyahullāhul-kitāba wal-ḥukma wan-nubuwwata ṡumma yaqūla lin-nāsi kūnū ‘ibādal lī min dūnillāhi wa lākin kūnū rabbāniyyīna bimā kuntum tu‘allimūnal-kitāba wa bimā kuntum tadrusūn(a).
ayat 79. Tidak sepatutnya seseorang diberi Alkitab, hukum, dan kenabian oleh Allah, kemudian dia berkata kepada manusia, “Jadilah kamu para penyembahku, bukan (penyembah) Allah,” tetapi (hendaknya dia berkata), “Jadilah kamu para pengabdi Allah karena kamu selalu mengajarkan kitab dan mempelajarinya!”

الْمَلٰۤىِٕكَةَ

اَنْ تَتَّخِذُوا

وَلَا يَأْمُرَكُمْ

para malaikat

menjadikan

dan tidak (mungkin pula baginya) menyuruh kamu

اَيَأْمُرُكُمْ

 ۗاَرْبَابًا

وَالنَّبِيّٖنَ

apakah (patut) dia menyuruh kamu

(sebagai) tuhan

dan para nabi

 ࣖمُّسْلِمُوْنَ

بَعْدَ اِذْ اَنْتُمْ

بِالْكُفْرِ

menjadi muslim

setelah kamu

menjadikan kafir

Wa lā ya'murakum an tattakhiżul-malā'ikata wan-nabiyyīna arbābā(n), aya'murukum bil-kufri ba‘da iż antum muslimūn(a).
ayat 80. Tidak (sepatutnya) pula dia menyuruh kamu menjadikan para malaikat dan para nabi sebagai tuhan. Apakah (patut) dia menyuruh kamu (berbuat) kekufuran setelah kamu menjadi muslim?