Home
hadis
sedekah
zakat
Hadits/Dalil tentang Zakat dan Sedekah

Hadits/Dalil tentang Zakat dan Sedekah

Hadits/Dalil tentang Zakat dan Sedekah
Sakaran - Berikut ini hadits (dalil) tentang zakat atau sedekah yan ada dalam shahih Imam Muslim.

  • Beramal secara terus menerus meskipun dengan jumlah sedikit.

Diriwayatkan dari Aisyah r.a.: Rasulullah SAW bersabda, "Carilah yang benar, beramalah secukupnya dan bergembiralah! Sesungguhnya tidak ada amal seorang pun yang dapat memasukkannya ke surga."
Sahabat bertanya, "Apakah engkau demikian juga wahai Rasulullah?"
Beliau menjawab, "Aku juga, hanya saja Allah melimpahkan rahmat-Nya kepadaku. Dan ketahuilah bahwa amal yang paling dicintai Allah ialah amal yang dikerjakan terus menerus, walaupun hanya sedikit." (HR. Muslim)


Dari hadis diatas sudah jelas bahwa amal seseorang akan tercatat rapi dan aka dipertanggungjawabkan di hadapan Allah SWT. Dan amal yang paling baik adalah amal yang dilakukan secara terus menerus meskipun amal itu hanya sedikit atau kecil. Salah satu contoh adalah membaca Al-Quran dilakukan setiap selesai shalat fardhu beberapa ayat yang dilakukan terus menerus setiap hari. Yang demikian akan lebih baik dan amalnya lebih dicintai Allah dari pada membaca Al Quran satu juz tapi tidak dilakukan lagi dalam beberapa hari.

  • Ancaman bagi siapapun yang tidak mau mengeluarkan zakat.

Diriwayatkan dari Abu Hurairah r.a.: Rasulullah SAW bersabda, "Siapa saja yang memiliki emas dan perak, lalu tidak mengeluatkan zakatnya, pada hari kiamat nanti, benda itu akan diubah menjadi kepingan api, lalu dipanaskan di dalam api jahanam, kemudian disetrikakan di lambung, dahi dan pinggangnya. Setiap kali benda itu sudah dingin, ia dipanaskan lagi seperti semula. Pada saat itu, satu hari lamanya sama dengan lima puluh ribu tahun, sampai dia mendapat pengadilan di tengah tengah hamba Allah, kemudian diperlihatkan kepadanya jalan menuju surga dan neraka."
Beliau ditanya, "Wahai Rasulullah, bagaimana dengan ternak unta?"
Beliau menjawab, "Juga pemilik unta yang tidak mengeluarkan haknya, diantaranya adalah susu perahannya, maka pada hari kiamat nanti unta itu akan mendudukinya di padang luas terus menerus, tak seorang pun yang dapat melerainya, lalu menginjak injaki orang itu dengan kuku kukunya. Begitulah bergiliran dari unta yang pertama sampai berikutnya, dalam masa yang satu hari pada waktu itu sama dengan lima puluh ribu tahun masa sekarang, sampai dia mendapat pengadilan di tengah tengah hamba Allah, kemudian diperlihatkan kepadanya jalannya, ke surga atau ke neraka."
Ditanya lagi kepada beliau, "Wahai Rasulullah, bagaimanakah dengan ternak sapi dan kambing?"
Beliau menjawab, "Juga pemilik sapi dan kambing, yang haknya tidak dikeluarkan, maka pada hari kiamat nanti, binatang binatang itu akan mendudukinya di padang luas, tidak ada satu pun diantaranya yang ketinggalan, dan tidak ada yang tidak bertanduk atau patah tanduknya. Semua mendudukinya dengan tanduk tanduk itu, lalu menginjak injakinya dengan kukunya."
Beliau ditanya lagi, "Wahai Rasulullah, bagaimanakah dengan pemilik kuda?"
Beliau ada tiga macam. Ada kuda yang menjadikan pemiliknya berdosa, ada kuda yang menjadi pelindung bagi pemiliknya, dan ada kuda yang menjadikan pemiliknya berpahala. Adapun kuda yang menjadikan pemiliknya berdosa, ialah kuda yang dipelihara dengan riya (pamer), kesombongan, dan permusuhan terhadap orang Islam. Maka itulah yang kuda yang membuat pemiliknya berdosa. Adapun kuda yang menjadi pelindung bagi pemiliknya, ialah kuda yang dipergunakan untuk (berperang) di jalan Allah, kemudian dia tidak melalaikan hak Allah dalam pemeliharaan kuda itu. Itulah kuda yang menjadi pelindung bagi pemiliknya. Adapun kuda yang menjadikan pemiliknya berpahala, ialah kuda yang dipelihara di jalan Allah untuk kepentingan orang orang Islam. Kuda itu digembalakan di padang rumput atau suatu kebun. Maka apa saja yang dimakan di padang rumput atau kebun itu, sebanyak itu pulalah tercatat sebagai kebaikan baginya, demikian pula kebaikan itu tercatat sebanyak kotoran dan kencingnya. Andaikata tali ikatnya terputus, lalu kuda itu berlari lari sejauh satu atau dua jarak jauhnya, maka sebanyak sebanyak bekas kaki dan kotorannya itu menjadi kebaikan baginya. Dan andaikata kuda itu bertemu dengan sungai, lalu kuda itu meminum dari air sungai itu tanpa sekendak orang itu sendiri, maka sebanyak air yang diminum itu menjadi kebaikan baginya"
Beliau ditanya lagi, "Wahai Rasulullah, bagaimanakah dengan pemilik keledai?"
Beliau bersabda, "Tak ayat lain yang diturunkan kepadaku selain ayat yang universal ini, yaitu, 'Barang siapa megerjakan kebaikan seberat atom pun, niscaya dia akan melihat (balasan)nya. Dan barang siapa mengerjakan kejahatan seberat atom pun, niscaya dia akan melihat (balasan)nya pula.'" (HR. Muslim)

  • Simpan harta secukupnya, yang lain gunakan untuk bersedekah.
Diriwayatkan dari Abu Hurairah r.a.: Nabi SAW bersabda, "Aku tidak suka sekiranya gunung Uhud diubah menjadi emas untukku, lalu disimpan di rumahku selama tiga hari, sedangkan masih ada padaku sisa uang satu dinar, selain satu dinar yang memang aku persiapkan untuk pembayaran utang." (HR. Muslim)
  • Bersedekahlah selagi masih ada orang yang membutuhkan sedekah kita. Jangan ditunda-tunda!
Diriwayatkan dari Haritsah binti Wahb r.a.: Saya pernah mendengar Rasulullah SAW bersabda, "Bersedekahlah, hampir saja tiba waktunya orang yang berjalan kaki sambil membawa harta sedekahnya, lalu orang yang mau diberi itu berkata, 'Kalau saja anda mendatangi kami kemarin, tentu saya akan menerimanya. Adapun sekarang, saya tidak membutuhkannya lagi.'"
Maka, dia tidak mendapatkan seorang pun yang mau menerima sedekahnya. (HR. Muslim)
  • Pilihlah dengan benar siapa yang berhak menerima sedekah.

Diriwayatkan dari Abu Hurairah r.a.: Rasulullah SAW bersabda, "Orang miskin bukanlah orang yang berkeliling keliling meminta minta, lalu diberi satu atau dua suap makanan, dan satu atau dua buah kurma."
Sahabat bertanya, "Siapakah orang miskin itu wahai Rasulullah?"
Beliau menjawab, "Orang miskin ialah orang yang tidak mendapatkan kekayaan untuk menutupi kebutuhan hidupnya, namun keadaannya (kemiskinannya) tidak diketahui orang banyak (karena dia bersabar dan tidak meminta minta). Oleh karena itu, dia layak diberi sedekah, dia sama sekali tidak meminta minta kepada orang orang." (HR. Muslim)

  • Beramalah jariyah, sehingga sampai kita mati, pahalanya akan tetap terus mengalir kepada kita.

Diriwayatkan dari Abu Hurairah r.a.: Rasulullah SAW bersabda, "Apabila seseorang meninggal, putuslah amalnya, kecuali tiga perkara, yaitu amal jariyah, ilmu yang bermanfaat, dan anak soleh yang mendoakannya." (HR. Muslim)

  • Tidak menjadi peminta minta.

Diriwayatkan dari 'Abdullah bin 'Umar r.a.: Nabi SAW bersabda, "Sesunghuhnya diantara kamu, peminta sedekah, senantiasa meminta minta sehingga kelak dia akan bertemu dengan Allah dalam keadaan tidak ada sepotong daging pun melekat di wajahnya." (HR. Muslim)

Hadis ini menerangkan bahwa Allah tidak menyukai hamba hamba-Nya yang menjadi peminta minta sedekah. Oleh sebab itu hendaknya hamba tersebut berusaha untuk tidak meminta minta sedekah. Kecuali memang tidak ada jalan lain lagi.

Demikian hadits atau dalil mengenai zakat (sedekah) yang diambil dari shahih Imam Muslim. Semoga bermanfaat.