Qur'an Per Kata Surat Āli 'Imrān Ayat 172-180

وَالرَّسُوْلِ

لِلّٰهِ

اَلَّذِيْنَ اسْتَجَابُوْا

dan Rasul

 Allah

(yaitu) orang-orang yang menaati (perintah)

 ۖالْقَرْحُ

اَصَابَهُمُ

مِنْۢ بَعْدِ مَآ

luka (dalam Perang Uhud)

 mereka mendapat

setelah 

مِنْهُمْ

اَحْسَنُوْا

لِلَّذِيْنَ

di antara mereka

berbuat kebajikan

orang-orang yang

عَظِيْمٌۚ

اَجْرٌ

وَاتَّقَوْا

yang  besar

(mendapat) pahala 

serta bertakwa

Al-lażīnastajābū lillāhi war-rasūli mim ba‘di mā aṣābahumul-qarḥ(u), lil-lażīna aḥsanū minhum wattaqau ajrun ‘aẓīm(un).
ayat 172. (yaitu) orang-orang yang memenuhi (seruan) Allah dan Rasul setelah mereka menderita luka-luka (dalam Perang Uhud). Orang-orang yang berbuat kebaikan dan bertakwa di antara mereka akan mendapat pahala yang sangat besar,

Qur'an Per Kata Surat Āli 'Imrān Ayat 172-180

اِنَّ النَّاسَ

قَالَ لَهُمُ النَّاسُ

اَلَّذِيْنَ

orang-orang (Quraisy)

yang ketika ada orang - orang mengatakan kepadanya

(yaitu) orang - orang (yang menaati Allah dan Rasul)

فَاخْشَوْهُمْ

لَكُمْ

قَدْ جَمَعُوْا

karena itu, takutlah kepada mereka

untuk menyerang kamu.

telah mengumpulkan pasukan

وَّقَالُوْا

فَزَادَهُمْ اِيْمَانًاۖ

dan mereka menjawab

ternyata (ucapan) itu menambah (kuat) iman mereka

وَنِعْمَ الْوَكِيْلُ

حَسْبُنَا اللّٰهُ

dan Dia sebaik-baik pelindung

cukuplah Allah (menjadi penolong) bagi kami

Al-lażīna qāla lahumun-nāsu innan-nāsa qad jama‘ū lakum fakhsyauhum fa zādahum īmānā(n), wa qālū ḥasbunallāhu wa ni‘mal-wakīl(u).
ayat 173. (yaitu) mereka yang (ketika ada) orang-orang mengatakan kepadanya, “Sesungguhnya orang-orang (Quraisy) telah mengumpulkan (pasukan) untuk (menyerang) kamu. Oleh karena itu, takutlah kepada mereka,” ternyata (ucapan) itu menambah (kuat) iman mereka dan mereka menjawab, “Cukuplah Allah (menjadi penolong) bagi kami dan Dia sebaik-baik pelindung.”

مِّنَ اللّٰهِ

بِنِعْمَةٍ

فَانْقَلَبُوْا

dari Allah

dengan nikmat

dan mereka kembali

سُوْۤءٌۙ

لَّمْ يَمْسَسْهُمْ

وَفَضْلٍ

suatu bencana

mereka tidak ditimpa

dan karunia (yang besar)

وَاللّٰهُ

 ۗرِضْوَانَ اللّٰهِ

وَّاتَّبَعُوْا

 Allah

keridaan Allah

dan mereka mengikuti

عَظِيْمٍ

ذُوْ فَضْلٍ

yang besar

mempunyai karunia

Fanqalabū bi ni‘matim minallāhi wa faḍlil lam yamsashum sū'(un), wattaba‘ū riḍwānallāh(i), wallahu żū faḍlin ‘aẓīm(in).
ayat 174. Mereka kembali dengan nikmat dan karunia dari Allah. Mereka tidak ditimpa suatu bencana dan mereka mengikuti (jalan) rida Allah. Allah mempunyai karunia yang besar.

الشَّيْطٰنُ

اِنَّمَا ذٰلِكُمُ

setan 

sesungguhnya mereka hanyalah

فَلَا تَخَافُوْهُمْ

اَوْلِيَاۤءَهٗۖ

يُخَوِّفُ

karena itu, janganlah takut kepada mereka

dengan teman-teman setianya

yang menakut-nakuti (kamu)

مُّؤْمِنِيْنَ

اِنْ كُنْتُمْ

وَخَافُوْنِ

orang-orang beriman

jika kamu

tetapi takutlah kepada-Ku

Innamā żālikumusy-syaiṭānu yukhawwifu auliyā'ah(ū), falā takhāfūhum wa khāfūni in kuntum mu'minīn(a).
ayat 175. Sesungguhnya mereka hanyalah setan yang menakut-nakuti (kamu) dengan teman-teman setianya.*) Oleh karena itu, janganlah takut kepada mereka, tetapi takutlah kepada-Ku, jika kamu orang-orang mukmin.

*) Kata auliyā’ adalah bentuk jamak dari kata waliy. Secara harfiah kata ini berarti ‘dekat’ sehingga menunjukkan makna ‘teman dekat’, ‘teman akrab’, ‘teman setia’, ‘kekasih’, ‘penolong’, ‘sekutu’, ‘pelindung’, ‘pembela’, dan ‘pemimpin’. Kata waliy dan auliyā’ dalam Al-Qur’an diulang 41 kali. Maknanya berbeda-beda sesuai dengan konteks ayat.

يُسَارِعُوْنَ

الَّذِيْنَ

وَلَا يَحْزُنْكَ

dengan mudah kembali

oleh orang-orang yang

dan janganlah engkau (Muhammad) dirisaukan

لَنْ يَّضُرُّوا اللّٰهَ

اِنَّهُمْ

فِى الْكُفْرِۚ

 tidak merugikan Allah

sesungguhnya  mereka 

menjadi kafir

اَلَّا يَجْعَلَ

يُرِيْدُ اللّٰهُ

 ۗشَيْـًٔا

tidak akan memberikan

Allah berkehendak

sedikit pun 

فِى الْاٰخِرَةِ

حَظًّا

لَهُمْ

di akhirat

 bagian (pahala)

kepada mereka

عَظِيْمٌۚ

عَذَابٌ

وَلَهُمْ

yang besar

 azab

dan mereka akan mendapat

Wa lā yaḥzunkal-lażīna yusāri‘ūna fil-kufr(i), innahum lay yaḍurrullāha syai'ā(n), yurīdullāhu allā yaj‘ala lahum ḥaẓẓan fil-ākhirati wa lahum ‘ażābun ‘aẓīm(un).
ayat 176. Janganlah engkau (Nabi Muhammad) dirisaukan oleh orang-orang yang dengan cepat melakukan kekufuran. Sesungguhnya sedikit pun mereka tidak merugikan Allah. Allah tidak akan memberi bagian (pahala) kepada mereka di akhirat dan mereka akan mendapat azab yang sangat besar.

الْكُفْرَ

اِنَّ الَّذِيْنَ اشْتَرَوُا

kekafiran

sesungguhnya orang-orang yang membeli 

شَيْـًٔاۚ

لَنْ يَّضُرُّوا اللّٰهَ

بِالْاِيْمَانِ

sedikit pun

tidak merugikan Allah

dengan iman

اَلِيْمٌ

عَذَابٌ

وَلَهُمْ

yang pedih

azab 

dan mereka akan mendapat

Innal-lażīnasytarawul-kufra bil-īmāni lay yaḍurrullāha syai'ā(n), wa lahum ‘ażābun alīm(un).
ayat 177. Sesungguhnya orang-orang yang membeli kekufuran dengan iman sedikit pun tidak merugikan Allah dan akan mendapat azab yang sangat pedih.

الَّذِيْنَ

وَلَا يَحْسَبَنَّ

orang-orang yang

dan jangan sekali-kali mengira 

لَهُمْ

اَنَّمَا نُمْلِيْ

كَفَرُوْٓا

kepada mereka

bahwa tenggang waktu yang Kami berikan

kafir itu

اِنَّمَا نُمْلِيْ

 ۗلِّاَنْفُسِهِمْ

خَيْرٌ

sesungguhnya tenggang waktu yang Kami berikan

bagi mereka

lebih baik

 ۚاِثْمًا

لِيَزْدَادُوْٓا

لَهُمْ

 dosa (mereka)

 hanyalah agar makin bertambah

kepada mereka

مُّهِيْنٌ

عَذَابٌ

وَلَهُمْ

yang menghinakan

azab

dan mereka akan mendapat

Wa lā yaḥsabannal-lażīna kafarū annamā numlī lahum khairul li'anfusihim, innamā numlī lahum liyazdādū iṡmā(n), wa lahum ‘ażābum muhīn(un).
ayat 178. Jangan sekali-kali orang-orang kafir mengira bahwa sesungguhnya tenggang waktu yang Kami berikan kepadanya*) baik bagi dirinya. Sesungguhnya Kami memberinya tenggang waktu hanya agar dosa mereka makin bertambah dan mereka akan mendapat azab yang menghinakan.

*) Maksudnya adalah jangan mengira bahwa usia yang panjang bagi orang kafir itu baik. Jika tidak digunakan untuk beramal saleh, makin panjang usia, makin buruk baginya.

الْمُؤْمِنِيْنَ

لِيَذَرَ

مَا كَانَ اللّٰهُ

orang-orang yang beriman 

 membiarkan 

Allah tidak akan

حَتّٰى

اَنْتُمْ عَلَيْهِ

عَلٰى مَآ

sehingga

kamu sekarang ini

 sebagaimana dalam keadaan

 ۗمِنَ الطَّيِّبِ

الْخَبِيْثَ

يَمِيْزَ

dari yang baik

yang buruk 

Dia membedakan 

عَلَى الْغَيْبِ

لِيُطْلِعَكُمْ

وَمَا كَانَ اللّٰهُ

hal-hal yang gaib

memperlihatkan kepadamu 

Allah tidak akan 

مِنْ رُّسُلِهٖ

يَجْتَبِيْ

وَلٰكِنَّ اللّٰهَ

 di antara rasul-rasul-Nya

memilih 

tetapi Allah 

بِاللّٰهِ

فَاٰمِنُوْا

 ۖمَنْ يَّشَاۤءُ

kepada Allah

 karena itu, berimanlah 

yang Dia kehendaki

وَتَتَّقُوْا

وَاِنْ تُؤْمِنُوْا

 ۚوَرُسُلِهٖ

dan bertakwa

jika kamu beriman 

 dan rasul-rasul-Nya

عَظِيْمٌ

اَجْرٌ

فَلَكُمْ

yang besar

pahala 

maka kamu akan mendapat 

Mā kānallāhu liyażaral-mu'minīna ‘alā mā antum ‘alaihi ḥattā yamīzal-khabīṡa minaṭ-ṭayyib(i), wa mā kānallāhu liyuṭli‘akum ‘alal-gaibi wa lākinnallāha yajtabī mir rusulihī may yasyā'(u), fa āminū billāhi wa rusulih(ī), wa in tu'minū wa tattaqū fa lakum ajrun ‘aẓīm(un).
ayat 179. Allah tidak akan membiarkan orang-orang mukmin dalam keadaan sebagaimana kamu sekarang ini,*1) (tetapi Allah akan mengujinya) sehingga Dia membedakan yang buruk dari yang baik.*2) Allah tidak akan memperlihatkan kepadamu hal-hal yang gaib,*3) tetapi Allah memilih siapa yang Dia kehendaki di antara rasul-rasul-Nya.*4) Oleh karena itu, berimanlah kepada Allah dan rasul-rasul-Nya. Jika kamu beriman dan bertakwa, kamu akan mendapat pahala yang sangat besar.

*1) Maksudnya adalah campur baurnya kaum muslim dengan kaum munafik.
*2) Dalam Perang Uhud, Allah Swt. membedakan antara orang baik (umat Islam) dan orang yang buruk (kaum munafik).
*3) Di antara yang gaib adalah pengetahuan tentang keimanan dan kemunafikan seseorang.
*4) Di antara orang yang Allah Swt. kehendaki untuk dapat mengetahui kemunafikan dalam hati seseorang adalah Nabi Muhammad saw.

يَبْخَلُوْنَ

الَّذِيْنَ

وَلَا يَحْسَبَنَّ

kikir 

orang-orang yang  

dan jangan sekali-kali mengira

هُوَ

مِنْ فَضْلِهٖ

بِمَآ اٰتٰىهُمُ اللّٰهُ

bahwa (kikir) itu

dari karunia-Nya

dengan apa yang diberikan oleh Allah kepada mereka

بَلْ هُوَ

 ۗلَّهُمْ

خَيْرًا

padahal (kikir) itu

bagi mereka

baik

سَيُطَوَّقُوْنَ

 ۗلَّهُمْ

شَرٌّ

akan dikalungkan (di lehernya)

bagi mereka

buruk

وَلِلّٰهِ

 ۗيَوْمَ الْقِيٰمَةِ

مَا بَخِلُوْا بِهٖ

 milik Allahlah

pada hari Kiamat

apa (harta) yang mereka kikirkan itu

وَالْاَرْضِۗ

السَّمٰوٰتِ

مِيْرَاثُ

dan di bumi

di langit

warisan (apa yang ada)

 ࣖخَبِيْرٌ

بِمَا تَعْمَلُوْنَ

وَاللّٰهُ

Maha Teliti

terhadap apa yang kamu kerjakan

 Allah

Wa lā yaḥsabannal-lażīna yabkhalūna bimā ātāhumullāhu min faḍlihī huwa khairal lahum, bal huwa syarrul lahum, sayuṭawwaqūna mā bakhilū bihī yaumal-qiyāmah(ti), wa lillāhi mīrāṡus-samāwāti wal-arḍ(i), wallāhu bimā ta‘malūna khabīr(un).
ayat 180. Jangan sekali-kali orang-orang yang kikir dengan karunia yang Allah anugerahkan kepadanya mengira bahwa (kekikiran) itu baik bagi mereka. Sebaliknya, (kekikiran) itu buruk bagi mereka. Pada hari Kiamat, mereka akan dikalungi dengan sesuatu yang dengannya mereka berbuat kikir. Milik Allahlah warisan (yang ada di) langit dan di bumi. Allah Maha Teliti terhadap apa yang kamu kerjakan.