Qur'an Per Kata Surat Āli 'Imrān Ayat 156-171

لَا تَكُوْنُوْا

اٰمَنُوْا

يٰٓاَيُّهَا الَّذِيْنَ

janganlah kamu

beriman

wahai orang-orang yang

وَقَالُوْا

كَفَرُوْا

كَالَّذِيْنَ

yang mengatakan

kafir

seperti orang-orang

فِى الْاَرْضِ

اِذَا ضَرَبُوْا

لِاِخْوَانِهِمْ

di bumi

apabila mereka mengadakan perjalanan 

kepada saudara-saudaranya

لَّوْ كَانُوْا

غُزًّى

اَوْ كَانُوْا

sekiranya mereka

berperang

atau mereka

وَمَا قُتِلُوْاۚ

مَا مَاتُوْا

عِنْدَنَا

dan tidak terbunuh

tentulah mereka tidak mati

tetap bersama kita

حَسْرَةً

ذٰلِكَ

لِيَجْعَلَ اللّٰهُ

rasa penyesalan

(dengan perkataan) yang demikian itu

 karena Allah hendak menimbulkan

يُحْيٖ

وَاللّٰهُ

 ۗفِيْ قُلُوْبِهِمْ

menghidupkan

Allah

 di hati mereka

وَاللّٰهُ

 ۗوَيُمِيْتُ

dan Allah

dan mematikan

بَصِيْرٌ

بِمَا تَعْمَلُوْنَ

Maha Melihat

terhadap apa yang kamu kerjakan

Yā ayyuhal-lażīna āmanū lā takūnū kal-lażīna kafarū wa qālū li'ikhwānihim iżā ḍarabū fil-arḍi au kānū guzzal lau kānū ‘indanā mā mātū wa mā qutilū, liyaj‘alallāhu żālika ḥasratan fī qulūbihim, wallāhu yuḥyī wa yumīt(u), wallāhu bimā ta‘malūna baṣīr(un).
ayat 156. Wahai orang-orang yang beriman, janganlah seperti orang-orang yang kufur dan berbicara tentang saudara-saudaranya, apabila mereka mengadakan perjalanan di bumi atau berperang, “Seandainya mereka tetap bersama kami, tentulah mereka tidak mati dan tidak terbunuh.” (Allah membiarkan mereka bersikap demikian) karena Allah hendak menjadikan itu (kelak) sebagai penyesalan di hati mereka. Allah menghidupkan dan mematikan. Allah Maha Melihat apa yang kamu kerjakan.

Qur'an Per Kata Surat Āli 'Imrān Ayat 156-171

فِيْ سَبِيْلِ اللّٰهِ

وَلَىِٕنْ قُتِلْتُمْ

 di jalan Allah

dan sungguh, sekiranya kamu gugur 

مِّنَ اللّٰهِ

لَمَغْفِرَةٌ

اَوْ مُتُّمْ

dari Allah 

sungguh, pastilah ampunan

atau kamu mati

مِّمَّا يَجْمَعُوْنَ

خَيْرٌ

وَرَحْمَةٌ

daripada apa (harta rampasan) yang mereka kumpulkan

lebih baik (bagimu)

dan rahmat-Nya

Wa la'in qutiltum fī sabīlillāhi au muttum lamagfiratum minallāhi wa raḥmatun khairum mimmā yajma‘ūn(a).
ayat 157. Sungguh, jika kamu gugur di jalan Allah atau mati,*) pastilah ampunan Allah dan rahmat-Nya lebih baik (bagimu) daripada apa (harta rampasan) yang mereka kumpulkan.

*) Maksudnya adalah meninggal di jalan Allah Swt. bukan karena peperangan.

اَوْ قُتِلْتُمْ

وَلَىِٕنْ مُّتُّمْ

atau gugur

dan sungguh, sekiranya kamu mati

تُحْشَرُوْنَ

لَاِلَى اللّٰهِ

 kamu dikumpulkan

pastilah kepada Allah 

Wa la'im muttum au qutiltum la'ilallāhi tuḥsyarūn(a).
ayat 158. Sungguh, jika kamu mati atau gugur, pastilah kepada Allah kamu dikumpulkan.

مِّنَ اللّٰهِ

فَبِمَا رَحْمَةٍ

dari Allah

maka, berkat rahmat

فَظًّا

وَلَوْ كُنْتَ

 ۚلِنْتَ لَهُمْ

bersikap keras

sekiranya engkau

engkau ( Muhammad) berlaku lemah lembut terhadap mereka

 ۖمِنْ حَوْلِكَ

لَانْفَضُّوْا

غَلِيْظَ الْقَلْبِ

dari sekitarmu

tentulah mereka akan menjauh diri

(dan) berhati kasar

وَاسْتَغْفِرْ

عَنْهُمْ

فَاعْفُ

dan mohonkanlah ampunan untuk mereka

mereka

 (karena itu) maafkanlah

فِى الْاَمْرِۚ

وَشَاوِرْهُمْ

لَهُمْ

dari urusan itu

dan bermusyawarahlah dengan mereka

untuk mereka

 ۗعَلَى اللّٰهِ

فَتَوَكَّلْ

فَاِذَا عَزَمْتَ

kepada Allah

maka bertawakallah

kemudian, apabila engkau telah membulatkan tekad

الْمُتَوَكِّلِيْنَ

يُحِبُّ

اِنَّ اللّٰهَ

orang yang bertawakal

mencintai

sungguh, Allah  

Fabimā raḥmatim minallāhi linta lahum, wa lau kunta faẓẓan galīẓal-qalbi lanfaḍḍū min ḥaulik(a), fa‘fu ‘anhum wastagfir lahum wa syāwirhum fil-amr(i), fa iżā ‘azamta fa tawakkal ‘alallāh(i), innallāha yuḥibbul-mutawakkilīn(a).
ayat 159. Maka, berkat rahmat Allah engkau (Nabi Muhammad) berlaku lemah lembut terhadap mereka. Seandainya engkau bersikap keras dan berhati kasar, tentulah mereka akan menjauh dari sekitarmu. Oleh karena itu, maafkanlah mereka, mohonkanlah ampunan untuk mereka, dan bermusyawarahlah dengan mereka dalam segala urusan (penting). Kemudian, apabila engkau telah membulatkan tekad, bertawakallah kepada Allah. Sesungguhnya Allah mencintai orang-orang yang bertawakal.

فَلَا غَالِبَ

اِنْ يَّنْصُرْكُمُ اللّٰهُ

maka tidak ada yang dapat mengalahkan

jika Allah menolong kamu

فَمَنْ

وَاِنْ يَّخْذُلْكُمْ

 ۚلَكُمْ

maka siapa

tetapi Allah membiarkan kamu (tidak memberimu pertolongan)

kamu

 ۗمِّنْۢ بَعْدِهٖ

يَنْصُرُكُمْ

ذَا الَّذِيْ

setelah itu

dapat menolongmu 

yang

فَلْيَتَوَكَّلِ الْمُؤْمِنُوْنَ

وَعَلَى اللّٰهِ

orang-orang mukmin bertawakal

 karena itu, hendaklah kepada Allah saja

Iy yanṣurkumullāhu falā gāliba lakum, wa iy yakhżulkum faman żal-lażī yanṣurukum mim ba‘dih(ī), wa ‘alallāhi falyatawakkalil-mu'minūn(a).
ayat 160. Jika Allah menolongmu, tidak ada yang (dapat) mengalahkanmu dan jika Dia membiarkanmu (tidak memberimu pertolongan), siapa yang (dapat) menolongmu setelah itu? Oleh karena itu, hendaklah kepada Allah saja orang-orang mukmin bertawakal.

 ۗاَنْ يَّغُلَّ

لِنَبِيٍّ

وَمَا كَانَ

berkhianat

seorang nabi

dan tidak mungkin

يَأْتِ

يَّغْلُلْ

وَمَنْ

niscaya dia akan datang

berkhianat

barang siapa

ثُمَّ تُوَفّٰى كُلُّ نَفْسٍ

 ۚيَوْمَ الْقِيٰمَةِ

بِمَا غَلَّ

kemudian, setiap orang akan diberi balasan secara sempurna

pada hari Kiamat itu

membawa apa yang dikhianatkan itu

لَا يُظْلَمُوْنَ

وَهُمْ

مَّا كَسَبَتْ

tidak dizalimi

dan mereka 

sesuai dengan apa yang dilakukannya

Wa mā kāna linabiyyin ay yagull(a), wa may yaglul ya'ti bimā galla yaumal-qiyāmah(ti), ṡumma tuwaffā kullu nafsim mā kasabat wa hum lā yuẓlamūn(a).
ayat 161. Tidak layak seorang nabi menyelewengkan (harta rampasan perang). Siapa yang menyelewengkan (-nya), niscaya pada hari Kiamat dia akan datang membawa apa yang diselewengkannya itu. Kemudian, setiap orang akan diberi balasan secara sempurna sesuai apa yang mereka lakukan dan mereka tidak dizalimi.

رِضْوَانَ اللّٰهِ

اتَّبَعَ

اَفَمَنِ

keridaan Allah

mengikuti

maka adakah orang yang 

بِسَخَطٍ

بَاۤءَ

كَمَنْۢ

membawa kemurkaan

kembali 

sama dengan orang yang 

وَمَأْوٰىهُ

مِّنَ اللّٰهِ

dan tempatnya 

 dari Allah

وَبِئْسَ الْمَصِيْرُ

 ۗجَهَنَّمُ

itulah seburuk-buruk tempat kembali

neraka Jahanam

Afamanittaba‘a riḍwānallāhi kamam bā'a bisakhaṭim minallāhi wa ma'wāhu jahannam(u), wa bi'sal-maṣīr(u),
ayat 162. Apakah orang yang mengikuti (jalan) rida Allah sama dengan orang yang kembali dengan membawa kemurkaan dari Allah dan tempatnya adalah (neraka) Jahanam? Itulah seburuk-buruk tempat kembali.

 ۗعِنْدَ اللّٰهِ

دَرَجٰتٌ

هُمْ

 di sisi Allah

bertingkat-tingkat

(kedudukan) mereka itu

بِمَا يَعْمَلُوْنَ

 ۢبَصِيْرٌ

وَاللّٰهُ

apa yang mereka kerjakan

Maha Melihat

 dan Allah 

Hum darajātun ‘indallāh(i), wallāhu baṣīrum bimā ya‘malūn(a).
ayat 163. Mereka bertingkat-tingkat di sisi Allah. Allah Maha Melihat apa yang mereka kerjakan.

اِذْ بَعَثَ

عَلَى الْمُؤْمِنِيْنَ

لَقَدْ مَنَّ اللّٰهُ

ketika (Allah ) mengutus

kepada orang-orangyang beriman 

sungguh, Allah  telah memberi karunia

مِّنْ اَنْفُسِهِمْ

رَسُوْلًا

فِيْهِمْ

dari kalangan mereka sendiri

seorang Rasul (Muhammad)

di tengah-tengah mereka

اٰيٰتِهٖ

عَلَيْهِمْ

يَتْلُوْا

ayat-ayat-Nya

kepada mereka 

 yang membacakan 

الْكِتٰبَ

وَيُعَلِّمُهُمُ

وَيُزَكِّيْهِمْ

 Kitab (Al-Qur’an)

dan mengajarkan kepada mereka

dan menyucikan (jiwa) mereka

وَاِنْ كَانُوْا مِنْ قَبْلُ

وَالْحِكْمَةَۚ

meskipun sebelumnya

dan Hikmah (Sunnah)

مُّبِيْنٍ

لَفِيْ ضَلٰلٍ

yang nyata

mereka benar-benar dalam kesesatan

Laqad mannallāhu ‘alal-mu'minīna iż ba‘aṡa fīhim rasūlam min anfusihim yatlū ‘alaihim āyātihī wa yuzakkīhim wa yu‘allimuhumul-kitāba wal-ḥikmah(ta), wa in kānū min qablu lafī ḍalālim mubīn(in).
ayat 164. Sungguh, Allah benar-benar telah memberi karunia kepada orang-orang mukmin ketika (Dia) mengutus di tengah-tengah mereka seorang Rasul (Muhammad) dari kalangan mereka sendiri yang membacakan kepada mereka ayat-ayat-Nya, menyucikan (jiwa) mereka, dan mengajarkan kepada mereka Kitab Suci (Al-Qur’an) dan hikmah. Sesungguhnya mereka sebelum itu benar-benar dalam kesesatan yang nyata.

مُّصِيْبَةٌ

اَصَابَتْكُمْ

اَوَلَمَّآ

 musibah (kekalahan pada Perang Uhud)

 ketika kamu ditimpa

dan mengapa kamu (heran)

قُلْتُمْ

مِّثْلَيْهَاۙ

قَدْ اَصَبْتُمْ

kamu berkata

dua kali lipatnya (kepada musuh - musuhmu pada Perang Badar)

(padahal) kamu telah menimpakan musibah

هُوَ

قُلْ

 ۗاَنّٰى هٰذَا

itu

katakanlah

dari mana datangnya (kekalahan) ini

اِنَّ اللّٰهَ

 ۗمِنْ عِنْدِ اَنْفُسِكُمْ

sungguh, Allah

dari (kesalahan) dirimu sendiri

قَدِيْرٌ

عَلٰى كُلِّ شَيْءٍ

Maha Kuasa

atas segala sesuatu

Awa lammā aṣābatkum muṣībatun qad aṣabtum miṡlaihā, qultum annā hāżā, qul huwa min ‘indi anfusikum, innallāha ‘alā kulli syai'in qadīr(un).
ayat 165. Apakah ketika kamu ditimpa musibah (kekalahan pada Perang Uhud), padahal kamu telah memperoleh (kenikmatan) dua kali lipatnya (pada Perang Badar), kamu berkata, “Dari mana datangnya (kekalahan) ini?” Katakanlah, “Itu dari (kesalahan) dirimu sendiri.” Sesungguhnya Allah Maha Kuasa atas segala sesuatu.

يَوْمَ الْتَقَى الْجَمْعٰنِ

وَمَآ اَصَابَكُمْ

ketika terjadi pertempuran (pertempuran) antara dua pasukan itu

dan apa yang menimpa kamu 

الْمُؤْمِنِيْنَۙ

وَلِيَعْلَمَ

فَبِاِذْنِ اللّٰهِ

siapa orang (yang benar-benar) beriman

dan agar Allah menguji

adalah dengan zin Allah

Wa mā aṣābakum yaumal-taqal-jam‘āni fa bi'iżnillāhi wa liya‘lamal-mu'minīn(a).
ayat 166. Apa yang menimpa kamu pada hari ketika dua pasukan bertemu terjadi atas izin Allah dan agar Dia mengetahui siapa orang (yang benar-benar) beriman

الَّذِيْنَ

وَلِيَعْلَمَ

orang-orang yang 

dan untuk menguji 

لَهُمْ

وَقِيْلَ

 ۖنَافَقُوْا

kepada mereka

dikatakan  

munafik

فِيْ سَبِيْلِ اللّٰهِ

قَاتِلُوْا

تَعَالَوْا

di jalan Allah

berperang

marilah 

لَوْ نَعْلَمُ

قَالُوْا

 ۗاَوِ ادْفَعُوْا

sekiranya kami mengetahui 

mereka berkata

 atau pertahankanlah (dirimu)

هُمْ

 ۗلَّاتَّبَعْنٰكُمْ

قِتَالًا

mereka 

tentulah kami mengikuti kamu

(bagaimana cara) berperang

اَقْرَبُ

يَوْمَىِٕذٍ

لِلْكُفْرِ

lebih dekat  

pada hari itu 

kepada kekafiran

يَقُوْلُوْنَ

 ۚلِلْاِيْمَانِ

مِنْهُمْ

mereka mengatakan 

kepada keimanan

daripada

 ۗفِيْ قُلُوْبِهِمْ

مَّا لَيْسَ

بِاَفْوَاهِهِمْ

dengan isi hatinya

apa yang tidak sesuai

dengan mulutnya 

بِمَا يَكْتُمُوْنَۚ

اَعْلَمُ

وَاللّٰهُ

 apa yang mereka sembunyikan

lebih mengetahui 

dan Allah 

Wa liya‘lamal-lażīna nāfaqū, wa qīla lahum ta‘ālau qātilū fī sabīlillāhi awidfa‘ū, qālū lau na‘lamu qitālal lattaba‘nākum, hum lil-kufri yauma'iżin aqrabu minhum lil-īmān(i), yaqūlūna bi'afwāhihim mā laisa fī qulūbihim, walllāhu a‘lamu bimā yaktumūn(a).
ayat 167. dan mengetahui orang-orang yang munafik. Dikatakan kepada mereka, “Marilah berperang di jalan Allah atau pertahankanlah (dirimu).” Mereka menjawab, “Seandainya kami mengetahui (bagaimana cara) berperang, tentulah kami mengikutimu.” Mereka pada hari itu lebih dekat pada kekufuran daripada keimanan. Mereka mengatakan dengan mulutnya sesuatu yang tidak ada dalam hatinya. Allah lebih mengetahui segala sesuatu yang mereka sembunyikan.

لِاِخْوَانِهِمْ

قَالُوْا

اَلَّذِيْنَ

kepada saudara-saudaranya

berkata

 (mereka itu adalah) orang-orang yang 

 ۗمَا قُتِلُوْا

لَوْ اَطَاعُوْنَا

وَقَعَدُوْا

tentulah mereka tidak terbunuh

sekiranya mereka mengikuti kita

dan mereka tidak turut pergi berperang

عَنْ اَنْفُسِكُمُ

فَادْرَءُوْا

قُلْ

dari dirimu

cegahlah

katakanlah

صٰدِقِيْنَ

اِنْ كُنْتُمْ

الْمَوْتَ

orang yang benar

jika kamu

kematian itu 

Al-lażīna qālū li'ikhwānihim wa qa‘adū lau aṭā‘ūnā mā qutilū, qul fadra'ū ‘an anfusikumul-mauta in kuntum ṣādiqīn(a).
ayat 168. (Mereka itu adalah) orang-orang yang berbicara tentang saudara-saudaranya (yang ikut berperang dan terbunuh), sedangkan mereka sendiri tidak turut berperang, “Seandainya mereka mengikuti kami, tentulah mereka tidak terbunuh.” Katakanlah, “Cegahlah kematian itu dari dirimu jika kamu orang-orang benar.”

قُتِلُوْا

الَّذِيْنَ

وَلَا تَحْسَبَنَّ

 gugur

(bahwa) orang-orang yang

dan jangan sekali-kali kamu mengira

بَلْ اَحْيَاۤءٌ

 ۗاَمْوَاتًا

فِيْ سَبِيْلِ اللّٰهِ

sebenarnya, mereka itu hidup

 mati

 di jalan Allah 

يُرْزَقُوْنَۙ

عِنْدَ رَبِّهِمْ

mendapat rezeki

di sisi Tuhannya

Wa lā taḥsabannal-lażīna qutilū fī sabīlillāhi amwātā(n), bal aḥyā'un 'inda rabbihim yurzaqūn(a).
ayat 169. Jangan sekali-kali kamu mengira bahwa orang-orang yang gugur di jalan Allah itu mati. Sebenarnya, mereka itu hidup dan dianugerahi rezeki di sisi Tuhannya.*)

*) Maksudnya adalah hidup di alam yang lain, bukan di alam dunia. Mereka mendapatkan berbagai kenikmatan di sisi Allah Swt. Hanya Allahlah yang mengetahui bagaimana keadaan hidup di alam lain itu.

مِنْ فَضْلِهٖۙ

بِمَآ اٰتٰىهُمُ اللّٰهُ

فَرِحِيْنَ

berupa karunia-Nya

dengan apa yang diberikan Allah kepadanya 

mereka bergembira

لَمْ يَلْحَقُوْا

بِالَّذِيْنَ

وَيَسْتَبْشِرُوْنَ

masih belum menyusul

terhadap orang yang

dan bergirang hati

اَلَّا خَوْفٌ

 ۙمِّنْ خَلْفِهِمْ

بِهِمْ

 bahwa tidak ada rasa takut 

dengan cara tinggal di belakang  mereka

mereka

يَحْزَنُوْنَۘ

وَلَا هُمْ

عَلَيْهِمْ

 bersedih hati

dan mereka tidak

 pada mereka

Fariḥīna bimā ātāhumullāhu min faḍlih(ī), wa yastabsyirūna bil-lażīna lam yalḥaqū bihim min khalfihim, allā khaufun ‘alaihim wa lā hum yaḥzanūn(a).
ayat 170. Mereka bergembira dengan karunia yang Allah anugerahkan kepadanya dan bergirang hati atas (keadaan) orang-orang yang berada di belakang yang belum menyusul mereka,*) yaitu bahwa tidak ada rasa takut pada mereka dan mereka tidak bersedih hati.

*) Maksudnya adalah teman-temannya yang masih hidup dan tetap berjihad di jalan Allah.

بِنِعْمَةٍ

يَسْتَبْشِرُوْنَ ۞

dengan nikmat 

mereka bergirang hati

وَاَنَّ اللّٰهَ

وَفَضْلٍۗ

مِّنَ اللّٰهِ

dan sungguh, Allah

 dan karunia(-Nya)

dari Allah 

 ࣖاَجْرَ الْمُؤْمِنِيْنَ

لَا يُضِيْعُ

pahala orang-orang beriman

tidak menyia-nyiakan 

Yastabsyirūna bini‘matim minallāhi wa faḍl(in), wa annallāha lā yuḍī‘u ajral-mu'minīn(a).
ayat 171. Mereka bergirang hati dengan nikmat dan karunia dari Allah dan bahwa sesungguhnya Allah tidak menyia-nyiakan pahala orang-orang mukmin,