Qur'an Per Kata Surat Āli 'Imrān Ayat 149-155

اِنْ تُطِيْعُوا

اٰمَنُوْٓا

يٰٓاَيُّهَا الَّذِيْنَ

jika kamu menaati

beriman

wahai orang-orang yang

يَرُدُّوْكُمْ

كَفَرُوْا

الَّذِيْنَ

niscaya mereka akan mengembalikan kamu

kafir

orang-orang yang

خٰسِرِيْنَ

فَتَنْقَلِبُوْا

عَلٰٓى اَعْقَابِكُمْ

menjadi orang yang rugi

maka, kamu akan kembali

 ke belakang (murtad)

Yā ayyuhal-lażīna āmanū in tuṭī‘ul-lażīna kafarū yaruddūkum ‘alā a‘qābikum fa tanqalibū khāsirīn(a).
ayat 149. Wahai orang-orang yang beriman, jika kamu menaati orang-orang yang kufur, niscaya mereka akan mengembalikan kamu ke belakang (murtad). Akibatnya, kamu akan kembali dalam keadaan merugi.

Qur'an Per Kata Surat Āli 'Imrān Ayat 149-155

 ۚمَوْلٰىكُمْ

بَلِ اللّٰهُ

pelindungmu 

tetapi hanya Allahlah

خَيْرُ النّٰصِرِيْنَ

وَهُوَ

penolong yang terbaik

 dan Dia

Balillāhu maulākum, wa huwa khairun-nāṣirīn(a).
ayat 150. Namun, (hanya) Allahlah pelindungmu dan Dia penolong yang terbaik.

الَّذِيْنَ

فِيْ قُلُوْبِ

سَنُلْقِيْ

orang-orang

ke dalam hati 

akan Kami memasukkan

بِمَٓا اَشْرَكُوْا

الرُّعْبَ

كَفَرُوا

karena mereka mempersekutukan

 rasa takut

kafir

بِهٖ

مَا لَمْ يُنَزِّلْ

بِاللّٰهِ

tentang itu

dengan sesuatu yang Allah tidak menurunkan

Allah

 ۗالنَّارُ

وَمَأْوٰىهُمُ

 ۚسُلْطٰنًا

(ialah) neraka

dan tempat kembali mereka

suatu  keterangan

مَثْوَى الظّٰلِمِيْنَ

وَبِئْسَ

tempat tinggal (bagi) orang-orang zalim

dan (itulah) seburuk-buruk

Sanulqī fī qulūbil-lażīna kafarur-ru‘ba bimā asyrakū billāhi mā lam yunazzil bihī sulṭānā(n), wa ma'wāhumun nār(u), wa bi'sa maṡwaẓ-ẓālimīn(a).
ayat 151. Kami akan memasukkan rasa takut ke dalam hati orang-orang yang kufur karena mereka mempersekutukan Allah dengan sesuatu yang Allah tidak menurunkan keterangan tentangnya. Tempat kembali mereka adalah neraka. (Itulah) seburuk-buruk tempat tinggal (bagi) orang-orang zalim.

وَعْدَهٗٓ

وَلَقَدْ صَدَقَكُمُ اللّٰهُ

 janji-Nya

dan sungguh, Allah telah memenuhi kepadamu

حَتّٰىٓ

 ۚبِاِذْنِهٖ

اِذْ تَحُسُّوْنَهُمْ

sampai

dengan izin-Nya

 ketika kamu membunuh mereka

فِى الْاَمْرِ

وَتَنَازَعْتُمْ

اِذَا فَشِلْتُمْ

 dalam urusan itu

dan berselisih

pada saat kamu lemah

اَرٰىكُمْ

مِّنْۢ بَعْدِ مَآ

وَعَصَيْتُمْ

 Allah memperlihatkan kepadamu

setelah

dan mengabaikan (perintah Rasul)

مَّنْ

مِنْكُمْ

 ۗمَّا تُحِبُّوْنَ

 ada orang yang

di antara kamu

apa yang kamu sukai

وَمِنْكُمْ

الدُّنْيَا

يُّرِيْدُ

di antara kamu 

dunia

menghendaki

 ۚالْاٰخِرَةَ

يُّرِيْدُ

مَّنْ

akhirat

menghendaki

ada (pula) orang yang

 ۚلِيَبْتَلِيَكُمْ

عَنْهُمْ

ثُمَّ صَرَفَكُمْ

untuk mengujimu

dari mereka

 kemudian, Allah memalingkan kamu

وَاللّٰهُ

 ۗعَنْكُمْ

وَلَقَدْ عَفَا

dan Allah

kamu

(tetapi), Dia benar-benar telah memaafkan

عَلَى الْمُؤْمِنِيْنَ

ذُوْ فَضْلٍ

 (yang diberikan) kepada orang-orang mukmin

mempunyai karunia

Wa laqad ṣadaqakumullāhu wa‘dahū iż taḥussūnahum bi'iżnih(ī), ḥattā iżā fasyiltum wa tanāza‘tum fil-amri wa ‘aṣaitum mim ba‘di mā arākum mā tuḥibbūn(a), minkum may yurīdud-dun-yā wa minkum may yurīdul-ākhirah(ta), ṡumma ṣarafakum ‘anhum liyabtaliyakum, wa laqad ‘afā ‘ankum, wallāhu żū faḍlin ‘alal-mu'minīn(a).
ayat 152. Sungguh, Allah benar-benar telah memenuhi janji-Nya kepadamu ketika kamu membunuh mereka dengan izin-Nya sampai pada saat kamu (dalam keadaan) lemah, berselisih dalam urusan itu,*) dan mengabaikan (perintah Rasul) setelah Allah memperlihatkan kepadamu apa yang kamu sukai.**) Di antara kamu ada orang yang menghendaki dunia dan di antara kamu ada (pula) orang yang menghendaki akhirat. Kemudian, Allah memalingkan kamu dari mereka***) untuk mengujimu. Sungguh, Dia benar-benar telah memaafkan kamu. Allah mempunyai karunia (yang diberikan) kepada orang-orang mukmin.

*) Berselisih dalam urusan Nabi berarti melaksanakan perintah Nabi Muhammad saw. agar regu pemanah tetap bertahan pada tempat yang telah ditetapkan dalam keadaan bagaimanapun.
**) Yakni kemenangan dan harta rampasan.
***) Maksudnya adalah bahwa kaum muslim tidak berhasil mengalahkan mereka.

عَلٰٓى اَحَدٍ

وَلَا تَلْوٗنَ

اِذْ تُصْعِدُوْنَ ۞

kepada siapa pun

dan tidak menoleh

 (ingatlah) ketika kamu lari

فِيْٓ اُخْرٰىكُمْ

يَدْعُوْكُمْ

وَّالرَّسُوْلُ

yang berada di antara (kawan - kawan)mu yang lain (kelompok yang lari )

 memanggil kamu

 sedang Rasul (Muhammad)

بِغَمٍّ

 ۢغَمًّا

فَاَثَابَكُمْ

demi kesedihan

kesedihan

karena itu, Allah menimpakan kepadamu

 ۗوَلَا مَآ اَصَابَكُمْ

عَلٰى مَا فَاتَكُمْ

لِّكَيْلَا تَحْزَنُوْا

dan terhadap apa yang menimpamu

terhadap apa yang luput dari kamu 

agar kamu tidak bersedih hati (lagi)

بِمَا تَعْمَلُوْنَ

 ۢخَبِيْرٌ

وَاللّٰهُ

terhadap apa yang kamu kerjakan

Maha Teliti

dan Allah

Iż tuṣ‘idūna wa lā talwūna ‘alā aḥadiw war-rasūlu yad‘ūkum fī ukhrākum fa aṡābakum gammam bigammil likailā taḥzanū ‘alā mā fātakum wa lā mā aṣābakum, wallāhu khabīrum bimā ta‘malūn(a).
ayat 153. (Ingatlah) ketika kamu lari dan tidak menoleh kepada siapa pun, sedangkan Rasul (Muhammad) memanggilmu dari belakang. Oleh karena itu, Allah menimpakan kepadamu kesedihan demi kesedihan*) agar kamu tidak bersedih hati (lagi) terhadap apa yang luput dari kamu dan terhadap apa yang menimpamu. Allah Maha Teliti terhadap apa yang kamu kerjakan.

*) Kesedihan kaum muslim disebabkan ketidaktaatan mereka terhadap perintah Rasul yang berujung kekalahan pada Perang Uhud.

مِّنْۢ بَعْدِ الْغَمِّ

عَلَيْكُمْ

ثُمَّ اَنْزَلَ

setelah kamu ditimpa kesedihan

 kepadamu

kemudian Dia menurunkan

يَّغْشٰى

نُّعَاسًا

اَمَنَةً

yang meliputi 

(berupa) kantuk

aman

وَطَۤاىِٕفَةٌ

 ۙمِّنْكُمْ

طَۤاىِٕفَةً

sedangkan segolongan lagi

dari kamu

segolongan 

يَظُنُّوْنَ

اَنْفُسُهُمْ

قَدْ اَهَمَّتْهُمْ

mereka menyangka

oleh diri mereka sendiri

mereka telah dicemaskan

 ۗظَنَّ الْجَاهِلِيَّةِ

غَيْرَ الْحَقِّ

بِاللّٰهِ

(seperti) sangkaan jahiliah

(dengan) sangkaan yang tidak benar

terhadap Allah

 ۗمِنَ الْاَمْرِ مِنْ شَيْءٍ

هَلْ لَّنَا

يَقُوْلُوْنَ

 sesuatu (yang bisa) perbuat dalam urusan ini

adakah bagi kita

mereka berkata

كُلَّهٗ

اِنَّ الْاَمْرَ

قُلْ

segalanya

sesungguhnya urusan itu

 katakanlah (Muhammad)

فِيْٓ اَنْفُسِهِمْ

يُخْفُوْنَ

 ۗلِلّٰهِ

 dalam hatinya

mereka menyembunyikan

 di tangan Allah

يَقُوْلُوْنَ

 ۗلَكَ

مَّا لَا يُبْدُوْنَ

mereka berkata

kepadamu

apa yang tidak mereka terangkan

مِنَ الْاَمْرِ شَيْءٌ

لَنَا

لَوْ كَانَ

sesuatu (yang bisa diperbuat) dalam urusan ini

bagi kita

sekiranya ada

قُلْ

 ۗهٰهُنَا

مَّا قُتِلْنَا

 katakanlah (Muhammad)

di sini

niscaya kami tidak akan dibunuh (dikalahkan)

لَبَرَزَ

فِيْ بُيُوْتِكُمْ

لَّوْ كُنْتُمْ

niscaya keluar ( juga)

 ada di rumahmu

meskipun kamu

عَلَيْهِمُ

كُتِبَ

الَّذِيْنَ

kepada mereka

telah ditetapkan

 orang-orang yang

وَلِيَبْتَلِيَ اللّٰهُ

 ۚاِلٰى مَضَاجِعِهِمْ

الْقَتْلُ

 Allah (berbuat demikian) untuk menguji 

keluar (juga) ke tempat mereka terbunuh

mati terbunuh

 ۗمَا فِيْ قُلُوْبِكُمْ

وَلِيُمَحِّصَ

مَا فِيْ صُدُوْرِكُمْ

yang ada dalam hatimu

dan untuk membersihkan 

 apa yang ada dalam dadamu 

بِذَاتِ الصُّدُوْرِ

 ۢعَلِيْمٌ

وَاللّٰهُ

isi hati

Maha Mengetahui 

dan Allah

Ṡumma anzala ‘alaikum mim ba‘dil-gammi amanatan nu‘āsay yagsyā ṭā'ifatam minkum, wa ṭā'ifatun qad ahammathum anfusuhum yaẓunnūna billāhi gairal-ḥaqqi ẓanal-jāhiliyyah(ti), yaqūlūna hal lanā minal-amri min syai'(in), qul innal-amra kullahū lillāh(i), yukhfūna fī anfusihim mā lā yubdūna lak(a), yaqūlūna lau kāna lanā minal-amri syai'um mā qutilnā hāhunā, qul lau kuntum fī buyūtikum labarazal-lażīna kutiba ‘alaihimul-qatlu ilā maḍāji‘ihim, wa liyabtaliyallāhu mā fī ṣudūrikum wa liyumaḥḥiṣa mā fī qulūbikum, wallāhu ‘alīmum biżātiṣ-ṣudūr(i).
ayat 154. Setelah kamu ditimpa kesedihan, kemudian Dia menurunkan rasa aman kepadamu (berupa) kantuk yang meliputi segolongan dari kamu,*) sedangkan segolongan lagi**) telah mencemaskan diri mereka sendiri. Mereka berprasangka yang tidak benar terhadap Allah seperti sangkaan jahiliah.***) Mereka berkata, “Adakah sesuatu yang dapat kita perbuat dalam urusan ini?” Katakanlah (Nabi Muhammad), “Sesungguhnya segala urusan itu di tangan Allah.” Mereka menyembunyikan dalam hatinya apa yang tidak mereka terangkan kepadamu. Mereka berkata, “Seandainya ada sesuatu yang dapat kami perbuat dalam urusan ini, niscaya kami tidak akan dibunuh (dikalahkan) di sini.” Katakanlah (Nabi Muhammad), “Seandainya kamu ada di rumahmu, niscaya orang-orang yang telah ditetapkan akan mati terbunuh itu keluar (juga) ke tempat mereka terbunuh.” Allah (berbuat demikian) untuk menguji yang ada dalam dadamu dan untuk membersihkan yang ada dalam hatimu. Allah Maha Mengetahui segala isi hati.

*) Yakni orang-orang Islam yang kuat keyakinannya.
**) Yakni orang-orang Islam yang masih ragu-ragu.
***) Yang dimaksud dengan sangkaan jahiliah adalah menganggap bahwa apabila Nabi Muhammad saw. itu benar-benar utusan Allah Swt., tentu tidak akan terkalahkan atau terbunuh dalam peperangan.

مِنْكُمْ

تَوَلَّوْا

اِنَّ الَّذِيْنَ

di antara kamu 

berpaling

sesungguhnya orang-orang yang

الْتَقَى الْجَمْعٰنِۙ

يَوْمَ

terjadi pertempuran (pertempuran)  antara dua pasukan itu

pada saat

بِبَعْضِ مَا

الشَّيْطٰنُ

اِنَّمَا اسْتَزَلَّهُمُ

 disebabkan sebagian kesalahan (dosa) yang

oleh setan 

sesungguhnya mereka digelincirkan 

 ۗعَنْهُمْ

وَلَقَدْ عَفَا اللّٰهُ

 ۚكَسَبُوْا

 mereka

tetapi Allah benar-benar telah memaafkan mereka

 telah mereka perbuat (pada masa lampau)

 ࣖحَلِيْمٌ

غَفُوْرٌ

اِنَّ اللّٰهَ

Maha Penyantun

Maha Pengampun

sungguh, Allah

Innal-lażīna tawallau minkum yaumal-taqal-jam‘ān(i), innamastazallahumusy-syaiṭānu biba‘ḍi mā kasabū, wa laqad ‘afallāhu ‘anhum, innallāha gafūrun ḥalīm(un).
ayat 155. Sesungguhnya orang-orang yang berpaling di antara kamu pada hari ketika dua pasukan bertemu,*) sesungguhnya mereka hanyalah digelincirkan oleh setan disebabkan sebagian kesalahan (dosa) yang telah mereka perbuat. Allah benar-benar telah memaafkan mereka. Sesungguhnya Allah Maha Pengampun lagi Maha Penyantun.

*) Yaitu pasukan kaum muslim dan pasukan kaum musyrik dalam Perang Uhud.