Home
Al-Quran
arti
bacaan
terjemah
Terjemah Perkata
tulisan Arab
Qur'an Per Kata Surat Āli 'Imrān Ayat 31-41

Qur'an Per Kata Surat Āli 'Imrān Ayat 31-41

تُحِبُّوْنَ اللّٰهَ

اِنْ كُنْتُمْ

قُلْ

mencintai Allah

jika kamu

katakanlah (Muhammad)

وَيَغْفِرْ لَكُمْ

يُحْبِبْكُمُ اللّٰهُ

فَاتَّبِعُوْنِيْ

dan mengampuni

niscaya Allah mencintaimu

ikutilah aku

رَّحِيْمٌ

غَفُوْرٌ

وَاللّٰهُ

 ۗذُنُوْبَكُمْ

Maha Penyayang

Maha Pengampun

Allah

dosa-dosamu

Qul in kuntum tuḥibbūnallāha fattabi‘ūnī yuḥbibkumullāhu wa yagfir lakum żunūbakum, wallāhu gafūrur raḥīm(un).
Ayat 31. Katakanlah (Nabi Muhammad), “Jika kamu mencintai Allah, ikutilah aku, niscaya Allah akan mencintaimu dan mengampuni dosa-dosamu.” Allah Maha Pengampun lagi Maha Penyayang.


 ۚوَالرَّسُوْلَ

اَطِيْعُوا اللّٰهَ

قُلْ

dan Rasul

taatilah Allah

katakanlah (Muhammad)

الْكٰفِرِيْنَ

لَا يُحِبُّ

فَاِنَّ اللّٰهَ

فَاِنْ تَوَلَّوْا

orang-orang kafir

tidak menyukai

sesungguhnya Allah

jika kamu berpaling

Qul aṭī‘ullāha war-rasūl(a), fa'in tawallau fa innallāha lā yuḥibbul-kāfirīn(a).
Ayat 32. Katakanlah (Nabi Muhammad), “Taatilah Allah dan Rasul(-Nya). Jika kamu berpaling, sesungguhnya Allah tidak menyukai orang-orang kafir.”

وَنُوْحًا

اٰدَمَ

اِنَّ اللّٰهَ اصْطَفٰىٓ ۞

dan Nuh

Adam

sesungguhnya Allah telah memilih

عَلَى الْعٰلَمِيْنَۙ

وَاٰلَ عِمْرٰنَ

وَّاٰلَ اِبْرٰهِيْمَ

atas seluruh alam

dan keluarga Imran

dan keluarga Ibrahim

Innallāhaṣṭafā ādama wa nūḥaw wa āla ibrāhīma wa āla ‘imrāna ‘alal-‘ālamīn(a).
Ayat 33. Sesungguhnya Allah telah memilih Adam, Nuh, keluarga Ibrahim, dan keluarga Imran atas seluruh alam (manusia pada zamannya masing-masing).

مِنْۢ بَعْضٍۗ

بَعْضُهَا

 ۢذُرِّيَّةً

dari sebagian yang lain

sebagiannya adalah (keturunan)

(sebagai) satu keturunan

عَلِيْمٌۚ

سَمِيْعٌ

وَاللّٰهُ

Maha Mengetahui

Maha Mendengar

Allah

Żurriyyatam ba‘ḍuhā mim ba‘ḍ(in), wallāhu samī‘un ‘alīm(un).
Ayat 34. (Mereka adalah) satu keturunan, sebagiannya adalah (keturunan) dari sebagian yang lain. Allah Maha Mendengar lagi Maha Mengetahui.

اِنِّيْ

رَبِّ

اِذْ قَالَتِ امْرَاَتُ عِمْرٰنَ

sesungguhnya aku

wahai Tuhanku

 (ingatlah) ketika istri Imran berkata

مَا فِيْ بَطْنِيْ

لَكَ

نَذَرْتُ

apa yang ada di dalam kandunganku

kepada-Mu

bernazar

 ۚمِنِّيْ

فَتَقَبَّلْ

مُحَرَّرًا

(nazar itu) dariku

maka, terimalah

murni untuk-Mu

الْعَلِيْمُ

السَّمِيْعُ

اِنَّكَ اَنْتَ

Maha Mengetahui

Yang Maha Mendengar

sungguh Engkaulah

Iż qālatimra'atu ‘imrāna rabbi innī nażartu laka mā fī baṭnī muḥarraran fataqabbal minnī, innaka antas-samī‘ul-‘alīm(u).
Ayat 35. (Ingatlah) ketika istri Imran*) berkata, “Wahai Tuhanku, sesungguhnya aku menazarkan kepada-Mu apa yang ada di dalam kandunganku murni untuk-Mu (berkhidmat di Baitulmaqdis). Maka, terimalah (nazar itu) dariku. Sesungguhnya Engkaulah Yang Maha Mendengar lagi Maha Mengetahui.”

*) Istri Imran yang merupakan ibunda Maryam adalah Hanna binti Faqud. Nabi Zakaria a.s. menikahi saudari perempuan Hanna sehingga Maryam adalah keponakannya.

قَالَتْ

فَلَمَّا وَضَعَتْهَا

dia berkata

maka ketika melahirkannya

وَضَعْتُهَآ

اِنِّيْ

رَبِّ

telah melahirkan anak

aku

wahai Tuhanku

اَعْلَمُ

وَاللّٰهُ

اُنْثٰىۗ

lebih tahu

(padahal) Allah

perempuan

 ۚكَالْاُنْثٰى

وَلَيْسَ الذَّكَرُ

بِمَا وَضَعَتْۗ

dengan perempuan

dan laki-laki tidak (sama)

apa yang dia lahirkan

مَرْيَمَ

سَمَّيْتُهَا

وَاِنِّيْ

Maryam

memberinya nama

dan aku

بِكَ

اُعِيْذُهَا

وَاِنِّيْٓ

kepada-Mu

mohon perlindungan untuknya

dan aku

الرَّجِيْمِ

مِنَ الشَّيْطٰنِ

وَذُرِّيَّتَهَا

yang terkutuk

dari (gangguan) setan

dan (untuk) anak cucunya

Falammā waḍa‘athā qālat rabbi innī waḍa‘tuhā unṡā, wallāhu a‘lamu bimā waḍa‘at, wa laisaż-żakaru kal-unṡā, wa innī sammaituhā maryama wa innī u‘īżuhā bika wa żurriyyatahā minasy-syaiṭānir-rajīm(i).
Ayat 36. Ketika melahirkannya, dia berkata, “Wahai Tuhanku, aku telah melahirkan anak perempuan.” Padahal, Allah lebih tahu apa yang dia (istri Imran) lahirkan. “Laki-laki tidak sama dengan perempuan. Aku memberinya nama Maryam serta memohon perlindungan-Mu untuknya dan anak cucunya dari setan yang terkutuk.”

وَّاَنْۢبَتَهَا

بِقَبُوْلٍ حَسَنٍ

فَتَقَبَّلَهَا رَبُّهَا

dan membesarkannya

dengan penerimaan yang baik

maka Dia (Allah) menerimanya

وَّكَفَّلَهَا

حَسَنًاۖ

نَبَاتًا

dan menyerahkan pemeliharaannya

yang baik

dengan pertumbuhan

كُلَّمَا دَخَلَ عَلَيْهَا زَكَرِيَّا

 ۗزَكَرِيَّا

setiap kali Zakaria masuk menemuinya

(kepada) Zakaria

وَجَدَ

الْمِحْرَابَۙ

dia dapati

di mihrab (kamar khusus ibadah)

قَالَ

 ۚرِزْقًا

عِنْدَهَا

dia berkata

makanan

di sisinya

 ۗهٰذَا

لَكِ

اَنّٰى

يٰمَرْيَمُ

ini

engkau peroleh

dari mana

wahai Maryam

اِنَّ اللّٰهَ

 ۗمِنْ عِنْدِ اللّٰهِ

هُوَ

قَالَتْ

sesungguhnya Allah

dari Allah

itu

dia (Maryam) menjawab

بِغَيْرِ حِسَابٍ

مَنْ يَّشَاۤءُ

يَرْزُقُ

tanpa perhitungan

kepada siapa yang Dia kehendaki

memberi rezeki

Fataqabbalahā rabbuhā biqabūlin ḥasaniw wa ambatahā nabātan ḥasanā(n), wa kaffalahā zakariyyā, kullamā dakhala ‘alaihā zakariyyal-miḥrāba wajada ‘indahā rizqā(n), qāla yā maryama annā laki hāżā, qālat huwa min ‘indillāh(i), innallāha yarzuqu may yasyā'u bigairi ḥisāb(in).
Ayat 37. Dia (Allah) menerimanya (Maryam) dengan penerimaan yang baik, membesarkannya dengan pertumbuhan yang baik, dan menyerahkan pemeliharaannya kepada Zakaria. Setiap kali Zakaria masuk menemui di mihrabnya, dia mendapati makanan di sisinya. Dia berkata, “Wahai Maryam, dari mana ini engkau peroleh?” Dia (Maryam) menjawab, “Itu dari Allah.” Sesungguhnya Allah memberi rezeki kepada siapa yang Dia kehendaki tanpa perhitungan.

قَالَ

 ۚرَبَّهٗ

دَعَا زَكَرِيَّا

هُنَالِكَ

ia berkata

kepada Tuhannya

Zakaria berdoa

di sanalah

ذُرِّيَّةً

مِنْ لَّدُنْكَ

هَبْ لِيْ

رَبِّ

keturunan

dari sisi-Mu

karuniakanlah kepadaku

wahai Tuhanku

سَمِيْعُ الدُّعَاۤءِ

اِنَّكَ

 ۚطَيِّبَةً

Maha Mendengar doa

sesungguhnya Engkau

yang baik

Hunālika da‘ā zakariyyā rabbahū qāla rabbi hab lī mil ladunka żurriyyatan ṭayyibah(tan), innaka samī‘ud-du‘ā'(i).
Ayat 38. Di sanalah Zakaria berdoa kepada Tuhannya. Dia berkata, “Wahai Tuhanku, karuniakanlah kepadaku keturunan yang baik dari sisi-Mu. Sesungguhnya Engkau Maha Mendengar doa.”

قَاۤىِٕمٌ

وَهُوَ

فَنَادَتْهُ الْمَلٰۤىِٕكَةُ

berdiri

ketika dia

lalu, Malaikat memanggilnya

اَنَّ اللّٰهَ

فِى الْمِحْرَابِۙ

يُّصَلِّيْ

Allah

di mihrab

melaksanakan salat

مُصَدِّقًاۢ

بِيَحْيٰى

يُبَشِّرُكَ

yang membenarkan

dengan (kelahiran) Yahya

menyampaikan kabar gembira kepadamu

وَسَيِّدًا

مِّنَ اللّٰهِ

بِكَلِمَةٍ

dan panutan

dari Allah

sebuah kalimat (firman)

مِّنَ الصّٰلِحِيْنَ

وَّنَبِيًّا

وَّحَصُوْرًا

di antara orang-orang saleh

dan seorang nabi

dan berkemampuan menahan diri (dari hawa nafsu)

Fanādathul-malā'ikatu wa huwa qā'imuy yuṣallī fil-miḥrāb(i), annallāha yubasysyiruka biyaḥyā muṣaddiqam bikalimatim minallāhi wa sayyidaw wa ḥaṣūraw wa nabiyyam minaṣ-ṣāliḥīn(a).
Ayat 39. Lalu, Malaikat (Jibril) memanggilnya ketika dia berdiri melaksanakan salat di mihrab, “Allah menyampaikan kabar gembira kepadamu dengan (kelahiran) Yahya yang membenarkan kalimat dari Allah,*) (menjadi) panutan, menahan diri (dari hawa nafsu), dan seorang nabi di antara orang-orang saleh.”

*) Membenarkan kedatangan seorang nabi yang diciptakan dengan kata kun (‘jadilah!’) tanpa ayah, yaitu Nabi Isa a.s.

اَنّٰى

رَبِّ

قَالَ

bagaimana

wahai Tuhanku

dia (Zakaria) berkata

وَّقَدْ بَلَغَنِيَ الْكِبَرُ

غُلٰمٌ

يَكُوْنُ لِيْ

(sedang) aku sudah sangat tua

anak

aku bisa mendapat

قَالَ

 ۗعَاقِرٌ

وَامْرَاَتِيْ

Dia (Allah) berfirman

mandul

dan istriku pun

مَا يَشَاۤءُ

يَفْعَلُ

كَذٰلِكَ اللّٰهُ

apa yang Dia kehendaki

berbuat

demikianlah, Allah

Qāla rabbi annā yakūnu lī gulāmuw wa qad balaganīyal-kibaru wamra'atī ‘āqir(un), qāla każālikallāhu yaf‘alu mā yasyā'(u).
Ayat 40. Dia (Zakaria) berkata, “Wahai Tuhanku, bagaimana aku bisa mendapat anak, sedangkan aku sudah sangat tua dan istriku pun mandul?” (Allah) berfirman, “Demikianlah, Allah melakukan apa yang Dia kehendaki.”

 ۗاٰيَةً

لِّيْٓ

رَبِّ اجْعَلْ

قَالَ

suatu tanda

aku

wahai Tuhanku, berilah

ia (Zakaria) berkata

اَلَّا تُكَلِّمَ

اٰيَتُكَ

قَالَ

bahwa engkau tidak (dapat) berbicara

tanda bagimu

Allah berfirman

 ۗاِلَّا رَمْزًا

ثَلٰثَةَ اَيَّامٍ

النَّاسَ

kecuali dengan isyarat

selama tiga hari

dengan manusia

كَثِيْرًا

رَّبَّكَ

وَاذْكُرْ

sebanyak-banyaknya

(nama) Tuhanmu

dan sebutlah

 ࣖوَالْاِبْكَارِ

بِالْعَشِيِّ

وَّسَبِّحْ

dan pagi hari

pada waktu petang

dan bertasbihlah

Qāla rabbij‘al lī āyah(tan), qāla āyatuka allā tukalliman-nāsa ṡalāṡata ayyāmin illā ramzā(n), ważkur rabbaka kaṡīraw wa sabbiḥ bil-‘asyiyyi wal-ibkār(i).
Ayat 41. Dia (Zakaria) berkata, “Wahai Tuhanku, berilah aku suatu tanda (kehamilan istriku).” Allah berfirman, “Tandanya bagimu adalah engkau tidak (dapat) berbicara dengan manusia selama tiga hari, kecuali dengan isyarat. Sebutlah (nama) Tuhanmu sebanyak-banyaknya dan bertasbihlah pada waktu petang dan pagi hari.”