Home
Al-Quran
arti
bacaan
terjemah
Terjemah Perkata
tulisan Arab
Terjemah Per Kata An-Nisa | Ayat 43-50

Terjemah Per Kata An-Nisa | Ayat 43-50

Ayat 43.
الصَّلٰوةَ
لَا تَقْرَبُوا
اٰمَنُوْا
يٰأَيُّهَا الَّذِيْنَ
shalat
janganlah kamu mendekati
beriman
wahai orang yang
مَا تَقُوْلُوْنَ
حَتّٰى تَعْلَمُوْا
سُكَارٰى
وَأَنْتُمْ
apa yang kamu ucapkan
sampai kamu sadar
(dalam keadaan) mabuk
(ketika) kamu
حَتّٰى تَغْتَسِلُوْاۗ
سَبِيْلٍ
إِلَّا عَابِرِيْ
وَلَا جُنُبًا
sebelum kamu mandi (mandi junub)
jalan (saja)
kecuali sekedar melewati
dan jangan pula (kamu hampiri masjid ketika) junub
أَوْ جَاءَ
أَوْ عَلٰى سَفَرٍ
مَرْضٰى
وَإِنْ كُنْتُمْ
atau sehabis datang
atau sedang dalam perjalanan
sakit
adapun jika kamu
أَوْ لٰمَسْتُمُ
مِّنَ الْغَائِطِ
مِّنْكُمْ
أَحَدٌ
atau kamu telah menyentuh
dari buang air
dari kamu
seseorang
فَتَيَمَّمُوْا
مَاءً
فَلَمْ تَجِدُوْا
النِّسَاءَ
maka bertayamumlah kamu
air
sedangkan kamu tidak mendapat
perempuan
بِوُجُوْهِكُمْ
فَامْسَحُوْا
طَيِّبًا
صَعِيْدًا
wajahmu
usaplah
yang baik (suci)
(dengan) debu
غَفُوْرًا
عَفُوًّا
إِنَّ اللّٰهَ كَانَ
وَأَيْدِيْكُمْۗ
Maha Pengampun
Maha Pemaaf
sungguh, Allah
dan tanganmu (dengan debu itu)
Ayat 44.
نَصِيْبًا
أُوْتُوْا
إِلَى الَّذِيْنَ
أَلَمْ تَرَ
bagian
telah diberi
orang yang
tidakkah kamu memperhatikan
الضَّلٰلَةَ
يَشْتَرُوْنَ
مِّنَ الْكِتٰبِ
kesesatan
mereka membeli
Kitab (Taurat)
 ۗ السَّبِيْلَ
أَنْ تَضِلُّوا
وَيُرِيْدُوْنَ
(dari) jalan (yang benar)
agar kamu tersesat (menyimpang)
dan mereka menghendaki

Ayat 45.
بِأَعْدَائِكُمْۗ
أَعْلَمُ
وَاللّٰهُ
tentang musuh-musuhmu
lebih mengetahui
dan Allah
وَلِيًّاۙ
بِاللّٰهِ
وَكَفَى
(menjadi) pelindung
Allah
cukuplah
نَصِيْرًا
بِاللّٰهِ
وَّكَفٰى
(menjadi) penolong (bagimu)
Allah
cukuplah

Ayat 46.
الْكَلِمَ
يُحَرِّفُوْنَ
هَادُوْا
مِنَ الَّذِيْنَ
perkataan
yang mengubah
Yahudi
(yaitu) di antara orang
وَعَصَيْنَا
سَمِعْنَا
وَيَقُوْلُوْنَ
عَنْ مَّوَاضِعِهٖ
(tetapi) kami tidak mau menurutinya
kami mendengar
dan mereka berkata
dari tempat-tempatnya
لَيًّا
وَّرَاعِنَا
غَيْرَ مُسْمَعٍ
وَاسْمَعْ
dengan memutarbalikkan
mereka berkata, "Raa'inaa"
sedang (engkau Muhammad) tidak mendengar apapun
dan (mereka juga berkata), dengarlah
وَلَوْ أَنَّهُمْ
فِى الدِّيْنِۗ
وَطَعْنًا
بِأَلْسِنَتِهِمْ
sekiranya mereka
agama
dan mencela
lidahnya
وَاسْمَعْ
وَأَطَعْنَا
سَمِعْنَا
قَالُوْا
dan dengarlah
dan patuh
kami mendengar
mengatakan
خَيْرًا
لَكَانَ
وَانْظُرْنَا
lebih baik
tentulah itu
dan perhatikanlah kami
وَلٰكِنْ لَّعَنَهُمُ اللّٰهُ
وَأَقْوَمَۙ
لَّهُمْ
tetapi Allah melaknat mereka
dan lebih tepat
bagi mereka
إِلَّا قَلِيْلًا
فَلَا يُؤْمِنُوْنَ
بِكُفْرِهِمْ
kecuali sedikit sekali
mereka tidak beriman
karena kekafiran mereka

Ayat 47.
اٰمِنُوْا
الْكِتٰبَ
أُوْتُوا
يٰأَيُّهَا الَّذِيْنَ
berimanlah kamu
Kitab
telah diberi
wahai orang-orang yang
مِّنْ قَبْلِ أَنْ نَّطْمِسَ
لِّمَا مَعَكُمْ
مُصَدِّقًا
بِمَا نَزَّلْنَا
sebelum Kami mengubah
Kitab yang ada pada kamu
yang membenarkan
kepada (Al-Quran) yang telah Kami turunkan 
أَوْ نَلْعَنَهُمْ
عَلٰى أَدْبَارِهَا
فَنَرُدَّهَا
وُجُوْهًا
atau Kami laknat mereka
lalu Kami putar
lalu Kami putar
wajah-wajah(mu)
مَفْعُوْلًا
وَكَانَ أَمْرُ اللّٰهِ
أَصْحٰبَ السَّبْتِۗ
كَمَا لَعَنَّا
pasti berlaku
dan ketetapan Allah
orang-orang (yang berbuat maksiat) pada hari Sabat (Sabtu)
sebagaimana Kami melaknat

Ayat 48.
أَنْ يُّشْرَكَ بِهٖ
لَا يَغْفِرُ
إِنَّ اللّٰهَ
(dosa) karena mempersekutukan-Nya (syirik)
tidak akan mengampuni
sesungguhnya Allah
لِمَنْ
مَا دُوْنَ ذٰلِكَ
وَيَغْفِرُ
bagi siapa yang
apa (dosa) yang selain (syirik) itu
dan Dia mengampuni
بِاللّٰهِ
يُّشْرِكْ
وَمَنْ
يَّشَاءُۚ
Allah
mempersekutukan
barang siapa
Dia kehendaki
عَظِيْمًا
إِثْمًا
فَقَدِ افْتَرٰى
yang besar
dosa
maka sungguh, dia telah berbuat

Ayat 49.
يُزَكُّوْنَ
إِلَى الَّذِيْنَ
أَلَمْ تَرَ
menganggap suci
orang-orang yang
tidakkah engkau memperhatikan
يُزَكِّيْ
بَلِ اللّٰهُ
أَنْفُسَهُمْۗ
menyucikan
sebenarnya Allah
dirinya (yaitu Yahudi dan Nasrani)
فَتِيْلًا
وَلَا يُظْلَمُوْنَ
مَنْ يَّشَاءُ
sedikit pun
dan mereka tidak dizalimi
siapa yang Dia kehendaki

Ayat 50.
يَفْتَرُوْنَ
كَيْفَ
اُنْظُرْ
mereka mengada-adakan
betapa
perhatikanlah
وَكَفٰى
الْكَذِبَۗ
عَلَى اللّٰهِ
dan cukuplah
kebohongan
terhadap Allah
 ؑ مُّبِيْنًا
إِثْمًا
بِهٖ
yang nyata (bagi mereka)
menjadi dosa
perbuatan itu