Home
Al-Quran
arti
bacaan
terjemah
Terjemah Perkata
tulisan Arab
Qur'an Per Kata Surat An-Nisā' Ayat 60-70

Qur'an Per Kata Surat An-Nisā' Ayat 60-70

يَزْعُمُوْنَ

اِلَى الَّذِيْنَ

اَلَمْ تَرَ

mengaku 

orang-orang yang 

 tidakkah engkau (Muhammad) memperhatikan 

بِمَآ

اٰمَنُوْا

اَنَّهُمْ

kepada apa yang 

 telah beriman

bahwa mereka 

وَمَآ

اِلَيْكَ

اُنْزِلَ

dan kepada apa yang

 kepadamu

diturunkan

يُرِيْدُوْنَ

مِنْ قَبْلِكَ

اُنْزِلَ

(tetapi) mereka masih menginginkan

sebelummu

  diturunkan 

وَقَدْ اُمِرُوْٓا

اِلَى الطَّاغُوْتِ

اَنْ يَّتَحَاكَمُوْٓا

(padahal) mereka telah diperintahkan

kepada Tagut 

ketetapan hukum

وَيُرِيْدُ الشَّيْطٰنُ

 ۗبِهٖ

اَنْ يَّكْفُرُوْا

dan setan bermaksud

Tagut itu

untuk mengingkari

بَعِيْدًا

 ۢضَلٰلًا

اَنْ يُّضِلَّهُمْ

yang sejauh-jauhnya

(dengan) kesesatan 

menyesatkan mereka

Alam tara ilal-lażīna yaz‘umūna annahum āmanū bimā unzila ilaika wa mā unzila min qablika yurīdūna ay yataḥākamū ilaṭ-ṭāgūti wa qad umirū ay yakfurū bih(ī), wa yurīdusy-syaiṭānu ay yuḍillahum ḍalālam ba‘īdā(n).
ayat 60. Tidakkah engkau (Nabi Muhammad) memperhatikan orang-orang yang mengaku bahwa mereka telah beriman pada apa yang diturunkan kepadamu (Al-Qur’an) dan pada apa yang diturunkan sebelummu? Mereka hendak bertahkim kepada tagut, padahal mereka telah diperintahkan untuk mengingkarinya. Setan bermaksud menyesatkan mereka (dengan) kesesatan yang sangat jauh.

 
foto: https://www.instagram.com/p/CyVaetuLjf1/

تَعَالَوْا

لَهُمْ

وَاِذَا قِيْلَ

marilah (patuh) 

kepada mereka

dan apabila dikatakan 

وَاِلَى الرَّسُوْلِ

اَنْزَلَ اللّٰهُ

اِلٰى مَآ

dan (patuh) kepada Rasul

telah diturunkan Allah 

kepada apa yang 

يَصُدُّوْنَ

الْمُنٰفِقِيْنَ

رَاَيْتَ

menghalangi.

orang munafik 

(niscaya) engkau (Muhammad) melihat 

صُدُوْدًاۚ

عَنْكَ

dengan keras

darimu

Wa iżā qīla lahum ta‘ālau ilā mā anzalallāhu wa ilar-rasūli ra'aital-munāfiqīna yaṣuddūna ‘anka ṣudūdā(n).
ayat 61. Apabila dikatakan kepada mereka, “Marilah (patuh) pada apa yang telah diturunkan Allah dan (patuh) kepada Rasul,” engkau (Nabi Muhammad) melihat orang-orang munafik benar-benar berpaling darimu.

 

 ۢمُّصِيْبَةٌ

اِذَآ اَصَابَتْهُمْ

فَكَيْفَ

musibah

apabila (kelak) mereka (orang munafik) ditimpa

maka bagaimana halnya 

اَيْدِيْهِمْ

قَدَّمَتْ

بِمَا

tangan mereka sendiri

yang dilakukan

disebabkan perbuatan

 ۖبِاللّٰهِ

يَحْلِفُوْنَ

ثُمَّ جَاۤءُوْكَ

demi Allah

sambil bersumpah

kemudian, mereka datang kepadamu (Muhammad) 

وَّتَوْفِيْقًا

اِلَّآ اِحْسَانًا

اِنْ اَرَدْنَآ

dan kedamaian

 selain kebaikan

kami sekali-kali tidak menghendaki

Fa kaifa iżā aṣābathum muṣībatum bimā qaddamat aidīhim ṡumma jā'ūka yaḥlifūna billāh(i), in aradnā illā iḥsānaw wa taufīqā(n).
ayat 62. Bagaimana halnya apabila (kelak) musibah menimpa mereka (orang munafik) karena perbuatannya sendiri. Kemudian, mereka datang kepadamu (Nabi Muhammad) sambil bersumpah, “Demi Allah, kami sekali-kali tidak menghendaki selain kebaikan dan perdamaian.”

 

يَعْلَمُ اللّٰهُ

الَّذِيْنَ

اُولٰۤىِٕكَ

(sesungguhnya) Allah mengetahui

adalah orang-orang yang

mereka itu

عَنْهُمْ

فَاَعْرِضْ

مَا فِيْ قُلُوْبِهِمْ

dari mereka

 karena itu, berpalinglah kamu

apa yang ada di dalam hatinya

لَّهُمْ

وَقُلْ

وَعِظْهُمْ

 kepada mereka 

 dan katakanlah

dan berikan mereka nasihat 

بَلِيْغًا

 ۢقَوْلًا

فِيْٓ اَنْفُسِهِمْ

yang membekas

perkataan 

 pada jiwanya

Ulā'ikal-lażīna ya‘lamullāhu mā fī qulūbihim fa a‘riḍ ‘anhum wa ‘iẓhum wa qul lahum fī anfusihim qaulam balīgā(n).
ayat 63. Mereka itulah orang-orang yang Allah ketahui apa yang ada di dalam hatinya. Oleh karena itu, berpalinglah dari mereka, nasihatilah mereka, dan katakanlah kepada mereka perkataan yang membekas pada jiwanya.

 

اِلَّا لِيُطَاعَ

مِنْ رَّسُوْلٍ

وَمَآ اَرْسَلْنَا

melainkan untuk ditaati 

seorang rasul

dan Kami tidak mengutus 

اِذْ ظَّلَمُوْٓا

وَلَوْ اَنَّهُمْ

 ۗبِاِذْنِ اللّٰهِ

 setelah menzalimi

dan sungguh, sekiranya mereka 

dengan izin Allah

جَاۤءُوْكَ

اَنْفُسَهُمْ

datang kepadamu (Muhammad)

 dirinya 

وَاسْتَغْفَرَ لَهُمُ الرَّسُوْلُ

فَاسْتَغْفَرُوا اللّٰهَ

dan Rasul pun memohonkan ampunan untuk mereka

lalu memohon ampunan kepada Allah

رَّحِيْمًا

تَوَّابًا

لَوَجَدُوا اللّٰهَ

 Maha Penyayang.

 Maha Penerima tobat 

niscaya mereka mendapati Allah

Wa mā arsalnā mir rasūlin illā liyuṭā‘a bi'iżnillāh(i), wa lau annahum iẓ ẓalamū anfusahum jā'ūka fastagfarullāha wastagfara lahumur-rasūlu lawajadullāha tawwābar raḥīmā(n).
ayat 64. Kami tidak mengutus seorang rasul pun, kecuali untuk ditaati dengan izin Allah. Seandainya mereka (orang-orang munafik) setelah menzalimi dirinya datang kepadamu (Nabi Muhammad), lalu memohon ampunan kepada Allah, dan Rasul pun memohonkan ampunan untuk mereka, niscaya mereka mendapati Allah Maha Penerima tobat lagi Maha Penyayang.

 

حَتّٰى يُحَكِّمُوْكَ

لَا يُؤْمِنُوْنَ

فَلَا وَرَبِّكَ

 sebelum mereka menjadikanmu (Muhammad) sebagai hakim

mereka tidak beriman

maka demi Tuhanmu

ثُمَّ لَا يَجِدُوْا

بَيْنَهُمْ

فِيْمَا شَجَرَ

(sehingga) kemudian tidak ada 

 di antara mereka

dalam perkara yang mereka perselisihkan

مِّمَّا قَضَيْتَ

حَرَجًا

فِيْٓ اَنْفُسِهِمْ

 terhadap putusan yang engkau berikan 

rasa keberatan 

dalam hati mereka

تَسْلِيْمًا

وَيُسَلِّمُوْا

dengan sepenuhnya

dan mereka menerima 

Falā wa rabbika lā yu'minūna ḥattā yuḥakkimūka fīmā syajara bainahum ṡumma lā yajidū fī anfusihim ḥarajam mimmā qaḍaita wa yusallimū taslīmā(n).
ayat 65. Demi Tuhanmu, mereka tidak beriman hingga bertahkim kepadamu (Nabi Muhammad) dalam perkara yang diperselisihkan di antara mereka. Kemudian, tidak ada keberatan dalam diri mereka terhadap putusan yang engkau berikan dan mereka terima dengan sepenuhnya.

 

عَلَيْهِمْ

كَتَبْنَا

وَلَوْ اَنَّا

kepada mereka

telah memerintahkan

dan sekalipun Kami

اَوِ اخْرُجُوْا

اَنْفُسَكُمْ

اَنِ اقْتُلُوْٓا

atau keluarlah kamu

dirimu

bunuhlah 

اِلَّا قَلِيْلٌ

مَّا فَعَلُوْهُ

مِنْ دِيَارِكُمْ

kecuali sebagian kecil 

ternyata mereka tidak akan melakukannya

dari kampung halamanmu

فَعَلُوْا

وَلَوْ اَنَّهُمْ

 ۗمِّنْهُمْ

benar-benar melaksanakan 

dan sekiranya mereka 

dari mereka

خَيْرًا

لَكَانَ

مَا يُوْعَظُوْنَ بِهٖ

lebih baik 

niscaya itu 

perintah yang diberikan 

تَثْبِيْتًاۙ

وَاَشَدَّ

لَّهُمْ

 menguatkan (iman mereka)

dan lebih

bagi mereka 

Wa lau annā katabnā ‘alaihim aniqtulū anfusakum awikhrujū min diyārikum mā fa‘alūhu illā qalīlum minhum, wa lau annahum fa‘alū mā yū‘aẓūna bihī lakāna khairal lahum wa asyadda taṡbītā(n).
ayat 66. Seandainya Kami perintahkan kepada mereka (orang-orang munafik), “Bunuhlah dirimu atau keluarlah kamu dari kampung halamanmu,” niscaya mereka tidak akan melakukannya, kecuali sebagian kecil dari mereka. Seandainya mereka melaksanakan pengajaran yang diberikan kepada mereka, sungguh itu lebih baik bagi mereka dan lebih menguatkan (iman mereka).

 

مِّنْ لَّدُنَّآ

لَّاٰتَيْنٰهُمْ

وَّاِذًا

 dari sisi Kami 

pasti Kami berikan

dan dengan demikian 

عَظِيْمًاۙ

اَجْرًا

 yang besar

pahala

Wa iżal la'ātaināhum mil ladunnā ajran ‘aẓīmā(n).
ayat 67. Jika demikian (halnya), pasti Kami anugerahkan kepada mereka dari sisi Kami pahala yang sangat besar

 

مُّسْتَقِيْمًا

صِرَاطًا

وَّلَهَدَيْنٰهُمْ

yang lurus

jalan 

dan pasti Kami tunjukkan kepada mereka 
Wa lahadaināhum ṣirāṭam mustaqīmā(n).
ayat 68. dan pasti Kami tunjukkan kepada mereka jalan yang lurus.

 

وَالرَّسُوْلَ

يُّطِعِ اللّٰهَ

وَمَنْ

dan Rasul (Muhammad)

menaati Allah 

dan barangsiapa

اَنْعَمَ اللّٰهُ

مَعَ الَّذِيْنَ

فَاُولٰۤىِٕكَ

Allah memberikan nikmat

akan bersama-sama dengan orang yang

maka mereka itu

وَالصِّدِّيْقِيْنَ

مِّنَ النَّبِيّٖنَ

عَلَيْهِمْ

dan para pencinta kebenaran

 (yaitu) para nabi

kepada mereka

 ۚوَالصّٰلِحِيْنَ

وَالشُّهَدَاۤءِ

dan orang-orang saleh

dan orang-orang yang mati syahid

رَفِيْقًا

وَحَسُنَ اُولٰۤىِٕكَ

teman 

mereka itulah sebaik-baiknya

Wa may yuṭi‘illāha war-rasūla fa ulā'ika ma‘al-lażīna an‘amallāhu ‘alaihim minan-nabiyyīna waṣ-ṣiddīqīna wasy-syuhadā'i waṣ-ṣāliḥīn(a), wa ḥasuna ulā'ika rafīqā(n).
ayat 69. Siapa yang menaati Allah dan Rasul (Nabi Muhammad), mereka itulah orang-orang yang (akan dikumpulkan) bersama orang-orang yang dianugerahi nikmat oleh Allah, (yaitu) para nabi, para pencinta kebenaran, orang-orang yang mati syahid, dan orang-orang saleh. Mereka itulah teman yang sebaik-baiknya.

 

 ۗمِنَ اللّٰهِ

الْفَضْلُ

ذٰلِكَ

dari Allah

(adalah)karunia

yang demikian itu

 ࣖعَلِيْمًا

بِاللّٰهِ

وَكَفٰى

Mengetahui

 Allah

dan cukuplah

Żālikal-faḍlu minallāh(i), wa kafā billāhi ‘alīmā(n).
ayat 70. Itulah karunia dari Allah. Cukuplah Allah Yang Maha Mengetahui.