Home
akhirat
kisah
Kisah: Susah Mati Karena Durhaka Kepada Ibu

Kisah: Susah Mati Karena Durhaka Kepada Ibu

Kisah: Susah Mati Karena Durhaka Kepada Ibu
Sakaran- Jangan sekali kali kalian durhaka kepada ibu kalian dengan berbagai alasan. Janganlah kalian durhaka kepada ibu kalian hanya karena kalian takut dengan istri-istri kalian dan lebih menuruti istri-istri kalian dan berani melawan ibu kalian. Karena, jika kalian telah mendurhakai ibu kalian, dan ibu kalian murka, maka Allah pun akan murka kepada kalian. Seberapa pun kalian beribadah, kalau ibu kalian sudah murka kepada kalian maka Allah akan murka kepada kalian.

Berikut ini ada sebuah kisah yang bisa kita jadikan renungan untuk lebih taat dalam beribadah kepada Allah dan lebih berbakti kepada orang tua khususnya kepada ibu kita:

Pada zaman Nabi terdapat seorang pemuda yang bernama Alqomah. Dalam kesehariannya, ia selalu rajin menjalankan ibadah seperti shalat, puasa maupun bersedekah. Hingga suatu ketika ia mengalami sakit yang teramat parah, Salah satu kerabat yang melihat hal tersebut berucap bahwa Alqomah sedang mengalami sakaratul maut.

Yang mengherankan adalah entah kenapa Alqomah yang rajin beribadah sangat sulit untuk mengucapkan lafadz syahadat pada saat menjelang dicabut nyawanya. Istrinya pun meminta pertolongan pada seseorang agar menemui Rasulullah dengan tujuan menyampaikan pesan tentang keadaan suaminya yang tengah menderita.

Setelah pesuruh tersebut datang kepada Rasulullah dan menyampaikan keadaan dari Alqomah, Rasul pun menyuruh para sahabatnya seperti Bilal, Ali dan Ammar untuk mendatangi rumah Alqomah. Keadaan yang sulit dijelaskan dengan kata-kata tersebut sungguh terlihat oleh mereka bertiga dan saling mempertanyakan di dalam hati mereka tentang Alqomah yang taat dalam menjalankan ibadah namun sangat sulit untuk mengucapkan lafadz “Laa ilaha illallah”. Sepertinya lidah Alqomah telah dikunci untuk mengucapkan kata tersebut.

Melihat kondisi dari Alqomah yang menderita, Bilal pun memutuskan untuk mendatangi Rasulullah. Sesampainya di depan Rasullullah dan Bilal menguraikan kejadian yang dialaminya, Rasul pun berucap “Apakah Alqomah masih memiliki ayah dan ibu?”

Karena Bilal cukup tahu kondisi dari Alqomah, maka ia pun menjawab “Ayahnya sudah meninggal, namun ia masih memiliki seorang ibu yang sudah tua renta”.

Rasulullah kemudian berkata “Baiklah Bilal, temuilah ibu Alqomah dan aku titipkan salamku untuknya. Apabila ia masih mampu berjalan, maka dia bisa menghadapku. Apabila ia memang tidak bisa maka aku yang akan ke sana.”

Setelah mendengar perintah dari Rasulullah SAW, Bilal pun langsung menuju rumah ibu Alqomah dan menyampaikan apa yang dikatakan oleh Rasulullah tanpa mengurangi sedikit pun. Ibu Alqomah pun berkata “Biarlah aku yang pergi menemui Rasulullah”.

Dengan sedikit tertatih-tatih dan dengan bantuan tongkat yang menjadi penyangganya, ibu Alqomah pun menemui Rasulullah dan mengucapkan salam yang disambut dengan jawaban dari Rasulullah. Rasulullah berkata “Bisakah ibu menceritakan keadaan Alqomah yang sebenarnya? Kenapa ia nampak kesulitan untuk mengucapkan “Laa ilaha illallah”. Setahu saya Alqomah adalah hamba yang rajin beribadah lagi taat”.

Dengan tegas ibunda Alqomah menjawab “Itu karena saya yang murka kepadanya wahai Rasulullah.”

“Mengapa engkau murka kepada Alqomah?” Rasul semakin penasaran dengan ucapan ibunda Alqomah.

“Ini karena Alqomah lebih mementingkan istrinya dibandingkan dengan aku yang menjadi ibunya. Alqomah telah menyakitiku. Ia berani menentangku demi untuk menuruti keinginan dari istrinya.”
Kini Rasulullah mengerti dengan keadaan Alqomah yang susah melafadzkan “Laa ilaha illallah” tersebut dikarenakan ibundanya telah murka akan Alqomah. Rasul pun menganggukkan kepalanya tanda beliau telah mengerti.

Sesaat kemudian, Rasulullah memanggil Bilal dan menyuruhnya untuk mengumpulkan kayu bakar sebanyak-banyaknya untuk Alqomah.

Mendengar hal tersebut, ibu Alqomah langsung bertanya keheranan “Ya Rasulullah mengapa engkau mau membakar anakku di depan kedua mataku? Bagaimana perasaanku nanti saat melihatnya?” Ibu mana yang tega melihat anaknya dibakar tepat di depan matanya. Meski ibunda Alqomah murka, namun kasih sayangnya tidak tega jika Alqomah harus dibakar hidup-hidup.

Rasulullah menjawab “Wahai ibunda Alqomah, sejatinya siksa dari Allah di akhirat sangatlah lebih kejam. Amal yang telah Alqomah kerjakan selama ini tidak dapat diterima oleh Allah karena murka yang engkau berikan. Kebaikan yang selama ini Alqomah lakukan dengan ikhlas tidak mampu menahannya dari siksa api neraka”.

“Jika engkau memang ingin Alqomah selamat dari api neraka, maka engkau harus memaafkan dan merelakan apa yang telah Alqomah lakukan.”

Mendengar hal tersebut, ibu Alqomah pun memafkan anaknya karena ia tak sanggup jika harus melihat Alqomah tersiksa dalam api neraka.

Setelah mendengar apa yang disampaikan oleh ibunda Alqomah, Rasulullah pun meminta Bilal untuk mendatangi rumah Alqomah dan mengecek apakah Alqomah sudah dapat mengucapkan kalimat syahadat atau belum.

Ketulusan rasa maaf dari seorang ibu akan anaknya telah terbukti. Bilal yang telah sampai di depan pintu rumah Alqomah mendengar bahwa Alqomah telah mengucapkan kalimat “Laa ilaha illallah” dengan lancar dan wafat dalam keadaan yang baik.

Bilal pun masuk kedalam rumah tersebut dan menceritakan sebab Alqomah sukar untuk mengucapkan kalimat syahadat. Amal yang selama hidup Alqomah lakukan ternyata tidak mampu membendung murka dari ibunya sendiri.

Alqomah segera dimandikan, dikafani dan dishalatkan yang dipimpin oleh Rasulullah. Selesai menguburkan, Nabi Muhammad SAW berpesan: “Wahai sahabat Muhajirin dan Anshar. Siapa saja yang lebih mengutamakan istrinya daripada ibunya maka ia terkena laknat Allah, malaikat dan manusia semuanya. Bahkan Allah tidak menerima darinya ibadah fardhu dan sunnatnya, kecuali jika bertaubat benar-benar kepada Allah dan berbuat baik pada ibunya serta meminta keridhoannya. Sebab ridha Allah terpaut dengan ridha ibu dan murka Allah juga dalam murka seorang ibu”

Setelah melihat kisah yang terjadi pada Alqomah tersebut diatas mari kita renungkan dalam hati. Apakah kita sudah berbakti kepada ibu kita, ataukah malah kita sudah mendurhakainya. Jika kita berbuat salah kepada ibu kita, selagi masih ada kesempatan, mari kita meminta maaf kepadanya dan berbuat yang lebih baik untuknya.

Semoga dengan membaca kisah ini bisa menjadikan hati kita tergugah untuk selalu berbuat baik kepada ibu kita. Jangan sekali kali kita mendurhakainya apalagi hanya karena menuruti istri kita hingga kita durhaka kepadanya. Semoga kita selalu diberikan jalan yang lurus dan jangan sampai kita mati keculai dalam keadaan yang Qusnul Khatimah dan mengucap kalimat syahadat atau tahlil 'Lailaha Illallah' sebelum menghembuskan nafas terakhir kita. Amin.

Popular Posts

Syair (Lirik) Sholawat Adfaita dan Artinya

Syair (Lirik) Sholawat Adfaita dan Artinya

Berikut adalah bacaan atau syair (Lirik) Sholawat Adfaita dan Artinya: اَضْفَيْتَ عَلَى الْحُسْنِ الْعَبْقَا فَالْوَرْدُ تَضَوَّعَ وا...